Tiga orang sahabat itu berjalan menyusuri pelabuhan dan saat itu hari sudah mulai siang.
"Tak ada pekerjaan untuk hari ini!" keluh Joni.
"Apa kau tidak kembali saja ke rumah sakit untuk menunggui ibumu yang akan di operasi siang ini?" tanya Joni.
"Tidak," jawab Tony singkat.
"Aku harus mencari kekurangan biaya rumah sakit terlebih dahulu karena aku sudah berjanji kepada Dokter yang menangani ibu ku untuk segera melunasi kekurangan pembayaran perawatan ibu ku." Sambung Tony.
"Mencari uang dalam waktu yang singkat, apa yang bisa kita lakukan?" tanya Joni lagi.
"Aku juga tidak tau," jawab Tony sambil mengangkat bahu.
"Kau telah berurusan dengan Ray dan kawan-kawan dan melaporkan mereka kepada Polisi, kau betul-betul nekat kawan!" kata Joni.
"Karena aku tidak tau harus bagaimana lagi, toh dia juga bodoh, merampok bank yang tidak memiliki uang sama sekali," terang Tony.
"Apa kau tidak takut jika Ray bernyanyi di kantor Polisi dan Polisi mencarimu?" tanya Joni penasaran.
"Dan kau juga mengambil semua hasil rampokan itu serta menjual semua senjata milik mereka." Sambung Joni
"Aku tidak memikirkan masalah itu, sudah aku katakan, ibuku jauh lebih penting untuk saat ini, resiko di belakang itu urusan nanti," terang Tony.
Sebuah mobil sedan berhenti di dekat mereka saat ketiga orang sahabat itu sedang asik mengobrol.
"Hei! Pecundang, aku dengar kau sedang butuh uang yang banyak?" tanya seseorang dari dalam mobil.
"Siapa yang kau panggil dengan sebutan pecundang?" tanya Joni dengan kesal.
"Aku tidak berbicara dengan mu, tapi dengan kawan mu itu!" jawab orang dari dalam mobil sambil menunjuk ke arah Tony.
"Katakan apa mau mu?" tanya Tony sambil bangkit dari duduknya.
"Aku ada sedikit pekerjaan untukmu, apa kau mau melakukannya untuk ku?" tanya orang yang di dalam mobil itu.
"Aku tidak mengenalmu, dan pekerjaan apa yang kau tawarkan kepada ku?" tanya Tony.
"Nama ku Pedro, jika kau mau uang dan mau melakukan satu pekerjaan untuk ku, maka kau akan mendapatkan uang yang banyak untuk biaya rumah sakit ibumu," ujar orang itu yang ternyata bernama Pedro.
Tony menjadi terkejut bagaimana orang asing itu tau akan kesulitan yang sedang di hadapinya.
"Tuan Pedro, kau tampaknya tau banyak tentang ku dan tentang kesulitan yang sedang aku hadapi, siapa yang memberi tau mu tentang aku dan segala kesulitan yang sedang aku hadapi?" selidik Tony.
"Bonie!" ujar Pedro menyebut satu nama.
"Apa itu sudah cukup untuk menjawab rasa penasaranmu itu?" tanya Pedro.
Tony mengangguk pelan.
Bonie sendiri adalah si penadah yang membeli senjata dan hasil rampokan Tony tadi malam.
"Bagaimana? kau tertarik untuk bekerja dengan ku?" tanya Pedro lagi.
"Mereka bagaimana?" tanya Tony sambil menunjuk kedua sahabatnya.
"Mereka juga boleh ikut jika mereka mau," jawab Pedro.
"Bagaimana?" tanya Tony kepada Joni dan juga Fabio.
Mereka berdua berpikir sejenak sebelum keduanya mengangguk tanda setuju.
"Baiklah, kami ikut!" jawab Tony.
"Masuklah!" balas Pedro menyuruh mereka masuk ke dalam mobil.
Tony duduk di depan di samping Pedro yang mengendarai mobil sedangkan Jono dan Fabio dudul di kursi belakang.