HITAM - PUTIH

hendri putra
Chapter #9

Chapter 9 : Primadona Peninsula

Peninsula adalah sebuah club malam VIP yang mana member atau pengunjungnya adalah orang-orang tertentu saja.

Di lantai bawah ada sebuah bar dan lantai disco yang mana di satu panggung dikomandoi seorang Dj untuk memutar musik yang sangat berisik.

Keadaan di sana sangat ramai sekali, diselingi bau minuman yang sangat menyengat dan lampu warna-warni yang berputar putar dari atas sebagai penerangan yang membuat tempat itu cukup remang-remang,tempat itu menjadi sangat pengap juga karena dipenuhi oleh asap rokok dari para pengunjung.

Dalam ruangan bernomor 013 tampak beberapa orang tengah asik menegak minuman yang dilayani oleh beberapa wanita pemandu lagu yang juga berpenampilan sangat terbuka.

Pria yang di tengah diapit oleh dua wanita sexy itu berbadan gemuk, berkimis tebal sudah cukup berumur juga, pria itu bernama Omar.

Dari tampangnya tampaknya dia sedikit kurang puas dan tidak suka walaupun sudah diapit dan dimanjakan oleh dua orang wanita cantik dan sexy tapi wanita yang dia harapkan bukanlah kedua wanita itu.

Suasana yang tadinya asik seketika berubah saat pria gemuk itu mendorong kedua wanita sexy tadi. 

"Pergi kalian! aku tidak suka dengan kalian, aku mau Zara! aku mau Zara!" teriaknya.

"Panggil manajer kalian sana! Aku mau bicara atau aku hancurkan tempat ini sekarang juga!" bentaknya sehingga membuat kedua perempuan cantik dan sexy tadi menjadi ketakutan.

"Heh! Kalian tak dengar apa? Cepat pergi dan panggil manajer kalian kemari!" kembali Omar membentak karena kedua perempuan itu belum juga pergi dari tempat itu.

Tanpa berkata apa-apa dan setengah ketakutan, kedua perempuan pemandu lagu tadi segera pergi meninggalkan tempat itu.

Sesampainya di luar mereka sempat berbisik-bisik.

"Dasar gendut, kalau saja dia tidak punya uang, mana ada yang mau sama dia," bisik salah satu teman perempuan itu.

"Iya tentu saja, apalagi 'itunya' paling cuma buat geli-gelian saja," bisik perempuan satu lagi.

Lalu mereka saling tertawa sambil berjalan menuju ruangan bos mereka.

Di ruangan lain saat itu seorang gadis cantik yang menjadi primadona di Peninsula itu sedang melayani tamu yang lain.

Mereka sesekali berbincang yang di selingi oleh suara tawa.

Saat gelas di meja tampak kosong, saat itulah gadis itu kembali menuang minuman dan mengisi gelas itu kembali.

Perbincangan mereka berhenti saat manajer tempat hiburan itu masuk.

Sebelum masuk manajer itu menunduk dan memberi hormat kepada sang tamu.

"Mohon maaf tuan-tuan, saya mengganggu acara tuan-tuan sebentar," kata manajer itu 

"Oh ... Manajer, silahkan tidak apa-apa," jawab sang tamu.

Manajer itu melambaikan tangan Zara.

Wanita itu kemudian bangkit dari tempat duduknya setelah memohon izin sebentar kepada tamunya.

Pria itu mengangguk dan mempersilahkan wanita cantik itu untuk menghampiri manajernya.

Manajer tempat hiburan itu lalu membisikan sesuatu kepada Zara.

Sempat saat itu Zara menolak apa yang dikatakan oleh manajernya.

Namun sang manajer terus membujuk agar wanita itu mau menuruti permintaannya.

"Ayolah, sebentar saja demi keamanan tempat ini," bisik manajer setengah memohon.

"Tapi aku sedang ada tamu dan dia ini tamu tetap ku sekali sebulan." Zara masih menolak.

"Sebentar saja, tidak sampai 5 menit, kalau kau tidak berani biar aku yang bicara dengan tamu mu itu," bujuk sang Manajer

Belum sempat wanita cantik itu menjawab, Manajer sudah terlebih dahulu menghampiri sang tamu.

"Maaf tuan, kami ada sedikit masalah yang hanya bisa diselesaikan oleh Zara saja, saya mohon untuk meminjam Zara barang sebentar saja," bisik si Manajer.

Tamu itu pun mengangguk dan menjawab, "Baiklah, cuma sebentar saja tidak apa-apa."

"Terima kasih tuan!" balas si Manajer.

"Zara sayang, selesaikan urusan mu, lalu cepatlah kembali kesini! Aku sudah lama tidak bersenang-senang dengan mu," ujar si tamu.

Kemudian manajer itu membawa Zara keluar dari ruangan dan menuju ruangan di mana Omar berada.

Wanita cantik itu merasa bimbang karena dia tau betul bagaimana orang yang bernama Omar itu.

Sangat kasar dan tidak menghargai wanita sedikit pun.

Bahkan sampai di depan pintu pun gadis itu merasa enggan untuk segera masuk ke sana.

Namun pada akhirnya wanita cantik itu terpaksa juga untuk masuk setelah dipaksa oleh manajernya.

Pintu ruangan itu terbuka,tampak senyum mengembang di wajah pria gendut itu.

Dia langsung berdiri dan menyambut wanita cantik yang baru saja masuk tadi. 

Omar memeluk wanita itu namun wajahnya hanya sampai pada dada si wanita karena memang wanita cantik itu lebih tinggi postur tubuhnya dibandingkan dengan Omar.

"Oh sayang, teganya kau menyiksa ku dan membuat ku menunggu," ucap Omar sedikit bermanja namun tak melepaskan pelukannya dari tubuh wanita cantik itu.

Lihat selengkapnya