HITAM - PUTIH

hendri putra
Chapter #14

Chapter 14 : Sial Betul Hidupmu

Bonie menghubungi orang yang bernama Romeo dan menanyakan tentang perihal kokain yang akan di jual oleh Tony dan Pedro.

Sebagai saingan bisnis dan memiliki hubungan yang kurang baik dengan Franco, Romeo mau-mau saja menolong dan mencarikan pembeli untuk Tony. Romeo menyuruh mereka untuk menemui dia di sebuah hotel yang bernama Maxim Hotel. Setelah Bonie menutup sambungan telepon itu, Tony meminjam ponsel milik Bonie dan segera menghubungi Joni dan menyuruh sahabatnya itu untuk menunggu mereka di rumah Max saja dan jangan pergi kemana-mana.

Sebelum kedua orang itu pamit pergi, Tony yang merasa tak mungkin terus-terusan membawa koper itu dan belum lagi jika ada Polisi di jalan, akhirnya menitipkan kokain itu kepada Bonie untuk sementara waktu. Walau pun sempat menolak,tapi pada akhirnya Bonie pun mau dititipi barang haram tersebut walau dengan berat hati.

Setelah memastikan semua beres dan aman,kedua orang itu lalu pamit pergi menuju Maxim hotel untuk menemui orang yang bernama Romeo.

Karena kedua orang itu sedang kere dan bokek, mereka pun meminjam uang untuk ongkos pergi kepada Bonie. Bonie sedikit kesal dan mengomel, namun dia tetap memberi pinjaman uang kepada mereka berdua.

Sesampai di pelataran parkir rumah susun tersebut,kedua orang itu melihat ada keramaian. Tony mengajak Pedro untuk melihat apa yang sedang terjadi di tempat itu.

"Ada apa ramai-ramai seperti ini?" tanya Tony kepada salah satu orang yang berada di tempat itu ketika dia sampai.

"Ada orang yang mau bunuh diri," jawab salah satu warga.

"Di mana?" tanya Tony lagi.

Warga itu lalu menunjuk ke arah sebuah tower dan tampak seorang pria yang sedang berdiri di sana dan bersiap untuk melompat.

"Kenapa kalian cuma menonton saja?" Tony bertanya lagi.

"Kau ini terlalu banyak tanya! Apa kau wartawan?" tanya warga rusun itu sambil mendelik ke arah Tony.

"Bertanya apa salahnya?" jawab Tony kesal.

"Sudahlah, ini bukan urusan kita! Lebih baik kita segera pergi dari tempat ini, ayo!" ajak Pedro.

"Tunggu sebentar," ujar Tony sambil melangkah ke depan.

Tony mendongakkan kepalanya ke atas dan memperhatikan orang itu.

"Oi ...! Apa yang sedang kau lakukan di atas sana?!" tanya Tony sambil berteriak.

"Cepat turun ...!! sebelum kau terjatuh dan mati ...!!" Tony kembali berteriak.

"Biar ...!! biar saja aku mati ...!!" balas orang itu dari atas.

"Apa masalahmu? kenapa kau sampai nekat ingin bunuh diri seperti ini?!" tanya Tony lagi.

"Istriku ...!"

"Kenapa dengan istrimu?"

"Dia telah berselingkuh!"

"Bukankah kau memiliki sahabat atau teman baik untuk bercerita semua masalahmu?"

"Justru itu, Istriku berselingkuh dengan sahabatku sendiri!"

Tony terkejut mendengar jawaban orang yang ingin bunuh diri tersebut.

Dia berpikir keras bagaimana caranya agar bisa membujuk orang tersebut dan melarangnya untuk melakukan bunuh diri.

"Coba kau pikirkan lagi, jika kau mati bagaimana dengan anakmu yang kau tinggalkan? Ayah tirinya kelak tidak akan sebaik dirimu!" bujuk Tony.

"Itu bukan anakku, tapi anak itu adalah anak dari hasil hubungan gelap mereka berdua!" balas orang itu lagi.

"Sial betul hidupmu ...!!" teriak Tony entah bersimpati atau malah mengejek.

"Makanya dari pada itu, lebih baik aku mati saja ...!" teriak orang itu lagi sambil membuat gerakan seolah-olah ingin melompat dan membuat orang-orang yang di bawah berteriak histeris.

Lihat selengkapnya