Manny terkejut saat Tony datang kembali menemuinya. Namun kabar yang dibawa oleh Tony tak kalah mengejutkan lagi bagi Manny. Tony membawa kabar bahwa orang-orang Franco Bersaudara sedang menuju ke tempat mereka berada dan menjadikan Pedro sandera bagi mereka.
"Aku tak menyangka ini akan begitu cepat," ujar Manny sambil berjalan ke arah pintu dan melihat keadaan di luar kamar itu.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Tony.
"Tidak ada cara lain selain melawan mereka," jawab Manny santai.
Manny kemudian memerintahkan anak buahnya untuk bersiap menyambut tamu yang sebentar lagi akan datang menghampiri mereka.
Braaaakkk ...!
Belum lagi mereka bergerak,tiba-tiba saja pintu kamar hotel itu di tendang dari luar dan pintu itu terbuka lebar.
"Jangan ada yang bergerak ...!" teriak Frankie saat masuk ke dalam kamar sambil menodongkan senjatanya.
Manny dan kawan-kawan yang tidak mempersiapkan diri diam dan terperangah saat ditodong dengan senjata oleh Frankie serta anak buahnya.
Santo yang hafal dengan wajah Tony langsung memburunya dan segera menghajar Tony ketika itu juga.
"Keparat kau ...!" seru Santo.
Bukk ...! Buukk ...! Bukk ...!
Santo seperti orang kesetanan menghajar Tony bahkan saat Tony sudah terjatuh pun dia masih menendang dan menginjak-injak kapala Tony.
Tony sempat menangkis dan menangkap kaki Santo, dengan satu sentakan saja Santo limbung dan hampir saja terjatuh. Tony bangkit dan berusaha untuk membalas perbuatan Santo terhadap dirinya, namun Frankie dengan cepat menghentikan gerakan Tony dengan cara mengarahkan senjatanya.
"Coba saja! Bergerak sedikit kau akan mati!" ancam Frankie.
Tony mengurungkan niatnya untuk balik membalas Santo.
"Kau beruntung bangsat ...!" seru Tony kesal.
"Anak muda, kau cukup punya nyali juga rupanya, siapa namamu?" tanya Frankie kepada Tony.
"Namaku Tony!" jawab Tony sambil menatap tajam ke arah Frankie yang masih mengarah pistol ke arahnya.
"Aku tidak menyangka sama sekali kau benar-benar nekat dan berani bermain-main dengan kami," kata Frankie lagi.
"Aku hanya melakukan tugas yang di perintahkan oleh si brengsek itu," ujar Tony sambil menunjuk ke arah Pedro yang saat itu masih menahan rasa sakit di kakinya.
Pedro tak berkata apa-apa bahkan dikatai brengsek oleh Tony pun dia tetap diam.
"Jadi kau otak dari semua ini rupanya?" tanya Frankie sambil menoleh ke arah Pedro yang duduk tersandar di dinding kamar.
Pedro tertunduk pasrah tak berani berkata apa dan membantah.
Door ...!
Tiba-tiba saja Frankie melepaskan tembakan dan menembus kepala Pedro dan membuat Pedro tewas seketika itu juga.
Tony, Manny maupun orang-orang di dalam kamar itu tak menyangka sama sekali Frankie akan melakukan perbuatan seperti itu terhadap Pedro yang sebenarnya sudah tidak berdaya lagi.
"Sebentar lagi kalian juga akan menyusul si brengsek itu ke neraka. Hahaha ...," ujar Frankie sambil tertawa puas.
"Kalian tahu? sekarang si babi gendut yang bernam Bonie itu sudah memiliki kawan, aku orang yang baik bukan?" sambung Frankie dangan bangganya.
Tony akhirnya paham kenapa Frankie bisa tahu keberadaan mereka, itu semua karena Bonie si penadah yang buka suara. Tony pun menyadari jika Bonie pun sudah tewas di bunuh oleh Frankie.
"Dan kau Manny! Jangan mentang-mentang kau berteman dengan si keparat Romeo itu, kau bisa berbuat se enak mu saja!" Bentak Frankie sambil menunjuk Manny.