HITAM - PUTIH

hendri putra
Chapter #27

Chapter 27 : Tampan Dan Pemberani

Lelaki muda itu baru saja turun dari motornya. Dia membuka helm yang dipakainya selama mengendarai motor tadi. Rambutnya panjang sedikit di bawah bahunya. Wajahnya yang tampan cukup berkeringat karena cuaca siang itu memang cukup panas. Dia masih sangat muda dan sekarang dia bekerja sebagai fotografer dan juga seorang wartawan pada sebuah media cetak dan online untuk biaya kuliahnya yang saat ini sudah memasuki semester kelima.

Siang itu rupanya dia sedang berada di sebuah kantor redaksi tempat dia bekerja sebagai wartawan. Dia sudah bekerja di tempat itu sudah hampir satu tahun dan sudah mengenal semua orang yang bekerja di tempat itu. Orangnya selalu ceria dan seperti tidak memiliki masalah dalam hidupnya meskipun dia harus menjadi tulang punggung bagi ibu dan kedua adik perempuannya.

"Kent ...!!" seru seseorang memanggil namanya pemuda itu.

"Ada apa?" tanya Kent sambil menghentikan langkahnya.

"Si bos sudah menunggu dari tadi tuh, cepat temui dia di ruangan!" kata rekan kerjanya memberi tahu.

"Beres ...!" sahut Kent sambil berjalan menuju ruang pimpinan redaksi media tempat dia bekerja.

Tok ... Tok ...

Kent mengetuk pintu dua kali.

"Masuk ...!" sahut seseorang dari dalam.

Tanpa pikir panjang, Kent kemudian membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan pimpinannya.

"Maaf pak saya sedikit terlambat," ujar Kent saat masuk dan menutup pintu ruangan itu kembali.

"Silahkan duduk!" sahut sang pimpinan.

Pimpinan redaksi itu bernama Don, seorang wartawan senior yang sudah malang melintang di dunia pewartaan dan sangat kritis juga terhadap kebijakan yang tidak memenuhi keadilan bagi rakyat banyak. Don juga dulu sering keluar masuk penjara karena pemberitaannya yang sering menyudutkan dan melawan pemerintah. Ketika dia melihat Kent, maka dia seolah-olah melihat dirinya di masa mudanya.

"Pemberitaan terakhir yang kau muat di media online kita cukup membuat beberapa orang menjadi kepanasan dan kita dalam beberapa hari ini juga sering mendapatkan teror-teror yang cukup mengganggu." Don menerangkan.

"Lantas apa yang harus kita lakukan? apakah kita harus berhenti dan mengikuti kemauan mereka yang meneror kita?" tanya Kent.

"Tetaplah suarakan kebenaran meski pun langit runtuh," kata Don sambil membakar rokoknya.

"Saya setuju dengan apa yang bos katakan, itulah kenapa media kita dinamakan dengan "Suara Kebenaran". Tak ada yang perlu ditakutkan dengan mereka yang tidak suka dengan apa yang kita ungkap ke publik." balas Kent.

"Aku suka dengan pemuda sepertimu, tampan dan pemberani. Tapi berhati-hatilah dalam melaksanakan apa yang sedang kau kerjakan," puji Don sambil mengingatkan.

"Terlebih sekarang akan menjelang pemilihan dan akan memasuki musim di mana mereka sedang mengkampanyekan diri mereka, si Fayed itu terbukti sudah gagal dalam menjalankan tugasnya malahan sejak dia memimpin angka kemiskinan dan kejahatan cukup naik tajam dan peredaran narkoba yang sudah sangat merajalela untuk saat ini, merusak generasi muda," kata Don panjang lebar.

"Melihat fenomena yang terjadi selama ini ada kemungkinan jika ada kekuatan besar selain orang pemerintahan yang menyokong Fayed di belakang."

Lihat selengkapnya