Setelah menyelesaikan semua pekerjaan dan melihat-lihat semua bisnisnya atau bisnis yang telah diambil alih oleh Tony dari tangan Franco, Tony malam itu memutuskan untuk kembali pulang dengan tetap disopiri oleh Diego.
Setelah sampai di rumah, Tony malah dikejutkan oleh kehadiran Romeo dan Manny yang sedang duduk bersantai di ruang tamunya.
"Hai ... sejak kapan kalian datang?" sapa Tony sambil menghampiri kedua sahabatnya itu.
Mereka kemudian saling bersalaman.
"Kami baru saja datang dan sengaja tidak mengabarimu terlebih dahulu," jawab Romeo.
"Ah, itu tidak masalah bagiku. Kalian bisa kapan saja datang ke tempat ini karena tempat ini juga milik kalian bukan milikku sendiri," ujar Tony.
"Kami ingin mengajakmu untuk menemui seseorang," kata Romeo mengutarakan maksud kedatangannya bersama Manny malam itu.
"Mengajak ku menemui seseorang?" tanya Tony sedikit menyipitkan matanya.
"Iya," jawab Romeo.
"Kapan?"
"Malam ini."
"Ayolah ikut dengan kami, ini juga terkait dengan masalah pengambilan semua aset milik Franco yang akan dilimpahkan atas namamu," terang Romeo lagi.
"Kenapa hanya atas namaku saja?" tanya Tony heran.
"Bagaimana dengan kalian?" tanya Tony lagi.
"Kami mempercayakan semuanya kepadamu, tak ada yang perlu kami khawatirkan masalah itu,ayo kita berangkat!" ajak Romeo sambil berdiri dari duduknya yang di ikuti oleh Manny.
"Baiklah," jawab Tony mengikuti Romeo menuju mobil mereka yang terparkir di luar.
"Hai kau ...!! Ayo ikut dengan kami ...!!" ajak Manny kepada Diego.
Mereka pun berangkat menuju ke suatu tempat yang mana saat itu Manny yang menyetir mobil sedangkan Tony dan Romeo duduk di kursi bagian belakang dan Diego duduk di depan.
"Kau, bukankah kau adalah anak buah Franco waktu itu?" tanya Manny.
"Iya, aku adalah anak buah Franco yang diampuni oleh Romeo tempo hari," jawab Diego.
"Apa kau tidak merasa dendam terhadap kami karena bos dan kawan-kawanmu kami habisi?" tanya Manny lagi.
"Aku tidak pernah berpikiran untuk mendendam apa lagi membalas dendam, masih bisa hidup dan masih kalian izinkan bekerja untuk kalian aku merasa sudah sangat bersyukur sekali," terang Diego.
"Aku bekerja dan mengabdi kepada siapa saja yang menjadi bosku," sambung Diego.
"Bagus!" puji Manny sambil tertawa.
"Aku tak ingin membanding-bandingkan siapa yang lebih baik antara bosku yang dulu atau yang sekarang tapi yang pasti sekarang aku sedikit merasa lebih tenang dan tidak ada tekanan," kata Diego lagi.
Perbincangan mereka terhenti saat mobil memasuki satu tempat yang mana tempat itu sebuah kapal tanker bekas yang bersandar disebuah tempat tapi bukan di pelabuhan.
"Tempat apa ini?" tanya Tony.
"Ini namanya Casino Tanker, kita akan menemui seseorang di dalam sana," jawab Romeo.
"Casino Tanker," desis Tony.
Ke empat orang itu langsung keluar dari mobil setelah Manny memarkir mobilnya.
Tony memperhatikan kapal tanker yang sudah di sulap menjadi sebuah tempat bermain judi.
Cahaya lampu yang sangat terang dengan berbagai macam warna yang membuat keadaan kapal itu menjadi sangat meriah jika dilihat oada malam hari.
Ketika hendak memasuki tempat itu, mereka sempat dicegat dan dihentikan oleh penjaga atau security di tempat itu.