Hari-hari selanjutnya berlalu seperti biasanya dengan mereka yang sibuk dengan kehidupannya masing-masing. Keanu masih beberapa kali mengganggu Bhanu dengan bujukannya dan tak letih pula Bhanu menolak tawarannya. Kira hanya beberapa kali berbicara dengan Bhanu karena cowok itu selalu bisa memutuskan topik itu begitu saja dan mengabaikan Kira yang semakin penasaran dengan sikap Bhanu yang terlalu apatis dengan sekitar. Sedangkan Bhanu selalu betah dengan dunianya sendiri.
Hingga sampai pada mata pelajaran PKN mereka harus membentuk kelompok untuk materi baru. Ketika gurunya menanyakan tentang pembagian kelompok, kebanyakan dari mereka ingin membentuk kelompok sendiri sehingga guru mereka hanya ikut mengiyakan. Kira diam-diam melirik kursi Bhanu. Lelaki itu diam saja meskipun ia tahu Bhanu mendengarkan penjelasan itu sejak tadi. Apa lelaki itu masih saja tidak ada niatan untuk berbaur bahkan setelah ada tugas kelompok begini? Memangnya ia tidak bingung karena tidak menemukan kelompok? Kira jadi sebal sendiri melihatnya. Bagaimana bisa ada manusia seantisosial seperti Bhanu. Ia ingin Bhanu berinteraksi dengan santai seperti ketika gadis itu melihat Bhanu di restoran sushi tempo hari. Bukan apa-apa, hanya saja ia bingung mengapa sikapnya sangat berbeda. Ia ingin menarik Bhanu dari sikap diam lelaki itu. Mungkin karena simpati ia seperti ini.
“Udahlah berempat aja yak?” tanya Nusa yang memaksa masuk kelompok yang sama dengan Kira dan Alin bersama dengan Adit. Ia tahu mereka bisa diandalkan alias Nusa bisa ikut kelompokkan tapi mereka yang kerja hahaha. Ah tidak, bercanda,Nusa bobrok begitu juga rajin kalo udah nugas.
"Tambah satu pada mau gak?” cetus Kira.
“Lah siapa lagi? Biar kelompok lain dah yang berlima, pusing banyak–banyak.” kata Adit.
“Gue mau ngajak Bhanu,” kata Kira menatap teman sekelompoknya yang juga menatap Kira seakan berkata ‘are you seriously?’
“Kalian gak ada masalah kan sama dia?Apa salahnya coba berteman juga?” tanya Kira lagi.
“Lo naksir Bhanu?” tanya Alin membuat Kira memutar bola matanya.
“Emang ganteng sih, tapi gue gak naksir, kalo bersimpati iya,” jawabnya pada Alin, “ Lagian kalian se-gak suka itu sama dia? Emang dia ada salah apa sama kalian?”
“Ya gak ada sih…” jawab Alin.
Nusa paham, Kira hanya ingin membantu agar Bhanu tidak terlhat menyedihkan. Kira itu dibalik bawel dan ketusnya punya sisi lembutnya sendiri. Nusa tahu karena ia diam-diam telah menyukai gadis yang sekelas dengannya ini sejak kelas 11.
Nusa menepuk bahu Kira dan tersenyum.“Iya ajak aja, gak masalah.” ucapnya mewakili kedua temannya yang kini ikut mengangguk meskipun dengan wajah kaku entah karena apa.
Kira tahu Nusa meskipun bobrok begitu, cowok itu adalah teman yang baik. Selanjutnya Kira berdiri dan mendekati bangku Bhanu. Cowok itu menatap Kira ketika gadis itu sampai di depan Bhanu yang memasang wajah penuh tanda tanya namun tetap diam.
“Mau gabung kelompok gue gak?”
Bhanu menatap KIra dan mengalihkan pandangannya ke belakang KIra dimana teman-teman gadis itu sedang mengamati keduanya.
“Nggak.” jawab Bhanu akhirnya dan memilih mengalihkan pandangannya ke ponselnya.
“Gue tau elo belom ada kelompok.” kata Kira lagi.
Bhanu diam, guru PKN itu menyebalkan kenapa harus berkelompok kalo individu juga mampu, batin Bhanu. Ia sebenarnya masa bodoh dengan kelompok tapi ia tidak yakin bisa mengabaikan itu sepenuhnya karena nilainya bisa terpengaruh. Guru PKN itu pasti sulit menerimanya apabila ia mengerjakan individu tanpa alasan yang jelas dan akan berakhir dengan merepotkan bila nilainya ikut terganggu.
“Oke,” akhirnya Bhanu menurunkan egonya.
Kira tersenyum, “Kerja kelompok nanti di rumah gue pulang sekolah.”
Bhanu menggeleng, “Lo bagi aja tugas gue yang mana.”
“Gak bisa harus kerjain bareng!” kata Kira tegas sebelum pergi dari sana menghindari Bhanu yang terlihat akan menyanggahnya lagi.
Teman-temannya menatapnya penasaran, dan ketika Kira duduk di bangkunya lagi Alin langsung bertanya.“Mau?”
“Mau dong, Kira mah hebat.” jawab Kira
“Kerja kelompoknya jadi kapan?” tanya Alin lagi
“ Gue bilang ke dia nanti pulang sekolah , pada bisa kan? Dirumah gue aja, kemarin Papa bawa oleh-oleh lumayan daripada gak ada yang makan.”
“Wah ini cocok, gaskan!” seru Nusa semangat yang langsung dibalas cibiran dari ketiganya.
Kira segera membuka ponselnya dan mengirimkan pesan pada Bhanu
Kira
Berangkatnya bareng aja biar gak kesasar ke rumah gue.
Bhanu
Gak usah
Kirim alamat lo
Kira cemberut, Bhanu itu keras kepalanya gak nanggung-nangung. Meskipun masih kesal ia akhirnya mengirimkan saja alamatnya ke Bhanu.
-o-o-o-