Hari libur adalah hari-hari yang ditunggu oleh semua orang yang selama hari kerjanya memiliki banyak kegiatan begitupun Kira yang juga telah memiliki kegiatan wajib setiap beberapa minggu sekali. Kira merupakan salah satu orang yang bergabung sebagai volunteer dalam gerakan mengajar anak jalanan yang diusung oleh kerja sama antara gerakan pramuka kwartir cabang kotanya dengan beberapa komunitas social untuk kemajuan pedidikan anak-anak jalanan yang sering dipinggirkan. Kegiatan ini berlangsung setiap sabtu-minggu. Yang kegiatannya dilaksanakan diperkampungan kecil dekat dengan statiun kereta disebuah rumah belajar khusus yang disewa oleh grup mereka.
Kira telah janjian dengan Rahmah, teman satu ekskul pramukanya. Keduanya berangkat dengan menggunakan mobil Rahmah. Perjalanan dari rumah Kira menuju rumah belajar membutuhkan waktu 30 menitan dengan sedikit kemacetan efek hari libur. Sesampainya disana mobil diparkir dipinggir jalan karena mobil tidak bisa masuk. Rumah belajar di jam 9 pagi itu sudah ramai oleh teman-teman yang lain dan beberapa anak-anak yang tampak bersemangat.
Kira menyalami satu persatu temannya dan berbincang sebentar sebelum masuk ke rumah belajar untuk menaruh tasnnya di sebuah meja tempat tas lainnya ditaruh. Gadis itu terkejut kala Aksal menghadang jalannya.
“Bang Bhanu gak ikut Kak?” tanya Aksal
Kira menggeleng,”Kayaknya nggak deh Cal. Kemarin pesan terakhir Kakak aja gak dibales sama dia.”
Ekspresi kecewa Aksal terpatri setelah mendengar jawaban itu. Kira menunduk menyamakan tingginya dengan Aksal.
“Kamu sesuka itu sama Bhanu?”
Aksal mengangguk,”Bang Bhanu baik.”
Kira tersenyum dan mengelus rambut Aksal.
“Nanti kita coba hubungin lagi ya. Sekarang yuk siap-siap belajar.” ucap Kira menggandeng Aksal menuju anak-anak lain yang sudah terbagi ke dalam kelompok umur masing-masing ditiap ruangan di rumah belajar itu.
Kegiatan mingguan ini sama seperti minggu-minggu sebelumnya yang ramai dengan anak-anak yang aktif dan bersemangat untuk belajar. Setelah jam-jam pembelajaran itu dilewati, para volunteer akan mengakhirinya dengan memberikan mereka bungkus makanan untuk dibawa pulang karena mereka tahu bahwa anak-anak ini akan membaginya bersama dengan keluarganya yang lain. keduapuluh orang volunteer yang hadir kembali masuk ke rumah belajar itu untuk merapikan ruangan-ruangan yang digunakan tadi. Selepasnya mereka berbasa-basi sebelum memutuskan untuk pulang.
Kira menyuruh Rahmah untuk menunggu di mobil sementara Kira akan ke kamar mandi terlebih dahulu. Selepas urusannya selesai, gadis itu mengunci rumah belajar. Kebetulan ia memang mendapatkan giliran memegang kunci rumah belajar untuk minggu depan. Ia pikir semuanya telah pulang ketika didapatinya Aksal yang duduk di depan rumah itu.
“Ical.” panggil Kira membuat anak itu mendonggak.
Kira jadi ingat janji dia kepada Ical, mungkin itu yang membuat anak ini tidak langsung pulang atau bekerja seperti yang lainnya.
“Mau coba telfon Bang Bhanu ya?”
Aksal mengangguk dengan senyum penuh harap. Kira duduk disebelah anak itu dan mengaktifkan ponselnya yang tadi ia matikan selama kegiatan. Segeranya mencari kontak Bhanu sebelum menekan tombol dial. Kira menghidupkan pengeras suara sehingga bunyi dering tunggu terdengar. Panggilan pertama tidak dijawab. Sehingga Kira mengirimkan pesan pada Bhanu.
Kira
Angkat dong Aksal nyariin elo
Setelahnya Kira mencoba menghubungi Bhanu lagi dan benar saja diangkat.
Kira menyerahkan ponselnya pada Aksal yang langsung semangat ketika elihat kode anggukan dari Kira.
“Halo Bang Bhanu!”
Iya
“Hari ini aku belajar perkalian loh,udah hapal perkalian sampe 5!”
Bagus, belajar terus kalo gitu
“Abang kok gak kesini?”
Sibuk, ntar lagi gue samperin lo kalo sempet
“Tapi aku balik jualan ditempat awal Bang.”
Dimana?
“Lampu merah setelah jembatan deket rumah itu Bang.”
Oke, gue matiin dulu ada urusan.
“Dadah Abang!”
Aksal tersenyum lebar dan mengembalikan ponsel Kira.
“Makasih ya Kak Kira!”
Kira mengangguk,”Sama-sama! Sana siap-siap jualan!”
Aksal berdiri dan menyalimi Kira sebelum membawa bungkusan makanannya di dada menjauh dari rumah belajar. Kira jadi lupa bahwa Rahmah mungkin mengomel karena menunggu Kira terlalu lama. Gadis itu segera menuju tempat Rahmah dan benar sja gadis itu sudah memasang wajah jengah ketika Kira sampai.
“Sekalian bersih-bersih rumah apa begimana lo?”
Kira cengengesan, “Ical minta bantuan gue tadi.”
Rahmah yang sebelumnya berniat kesal mengurungkan niatnya ketika menyangkut adik didiknya , keduanya memutuskan untuk mencari makanan bersama.
-o-o-o-o-o-
Awalnya Bhanu berniat mendatangi lokasi rumah belajar yang sudah Kira kirimkan semalam. Ia sudah siap degan kunci mobil ditangannya ketika pintu utama rumah terbuka dan menampakkan kedua orang tuanya. Bhanu terkejut tentu saja, biasanya ketika kedua orang tuanya mengatakan akan melakukan perjalanan bisnis beberapa hari artinya itu justru menghabiskan berminggu-minggu. Dan ketika ini baru hari ketiga dan kedua orang tuanya sudah kembali.
Mamanya yang melihat Bhanu ditangga langsung memanggil Bhanu.