Holiday in Japan

Mizan Publishing
Chapter #3

My Special Birthday

Namanya, Dyllan. Dia bersekolah di SD Islamic School kelas IV Marwah. Teman-teman sekelas Dyllan di antaranya Sonya, Fatimah, dan si Kembar Dila dan Bila. Mereka teman yang baik, salehah, dan sama cerdasnya dengan Dyllan.

“Dyllan, ayo bangun,” bunda mengguncang-guncang tubuh Dyllan.

“Iya, Bun, tapi aku ingin sarapan susu cokelat hangat dan blueberry pancake,” sahut Dyllan dengan mata yang masih mengantuk.

“Iya, Bunda akan membuatkan sarapan itu untukmu. Besok Bunda juga akan mengajakmu ke mal untuk merayakan ulang tahunmu. Tapi, kalau kamu tak bangun juga, Bunda tidak mau melakukan itu semua,” kata bunda dengan suara yang lembut.

“Oh, ya, dua hari lagi, kan, aku ulang tahun yang kesepuluh,” teriak Dyllan. “Baiklah, Bun, mulai sekarang aku akan bangun lebih pagi,” kata Dyllan dengan wajah ceria.

Bunda ikut tersenyum. Dyllan langsung pergi ke kamar mandi untuk wudhu, kemudian shalat Shubuh. Setelah shalat, Dyllan mandi dan menuju lemari pakaian. Dipilihnya baju lengan panjang berwarna ungu dengan tulisan love life, skinny jeans, jilbab ungu, kaos kaki putih, dan tas bergambar lucu. Setelah rapi, Dyllan langsung turun ke bawah untuk sarapan.

“Pagi, Dyllan,” sapa ayah dengan senyum hangatnya.

“Pagi, Yah,” sahut Dyllan, riang.

“Bagaimana pesta ulang tahunmu nanti?” tanya ayah.

“Aku belum tahu, Yah. Tapi kata bunda, pesta ulang tahunku akan dirayakan di mal. Aku, sih, maunya di Kidzania. Boleh, Yah?” tanya Dyllan.

“Boleh ... kalau begitu, hari ini ayah akan mampir ke Pacific Place untuk memesan tempat. Siapa saja yang akan kamu undang?” tanya ayah.

“Teman-temanku, Yah. Sonya, Fatimah, Dila dan Bila, serta yang lainnya,” sahutku.

Ayah menganggukkan kepala, lalu melanjutkan membaca surat kabar sambil minum teh.

“Nanti sore ayah memesan tempat di Kidzania, sedangkan Bunda akan memesan kue ulang tahun ke The Harvest,” bunda menjelaskan.

Dyllan mengangguk sambil menghabiskan menu sarapan paginya.

Tiiin ... Tiiin .... Terdengar suara klakson mobil dari luar.

“Mobil jemputanku sudah datang. Aku pergi ya, Yah, Bun,” Dyllan mencium tangan ayah dan bunda.

Mobil warna hitam langsung melaju dengan cepat, membawa Dyllan dan teman-temannya ke sekolah.

Sepanjang perjalanan, Dyllan memikirkan hari ulang tahunnya. Dia tak sabar ingin makan kue rasa stroberi yang dipesan bunda dari toko kue, The Harvest.

Tak terasa, mobil jemputan itu sudah berada di depan gedung bertingkat delapan. Gedung sekolah Dyllan.

“Hai, Sonya, selamat pagi,” sapa Dyllan saat bertemu Sonya.

“Selamat pagi juga, Dyllan. Semoga hari ini menyenangkan bagimu. Eh, kamu ingat, enggak? Hari ini kita akan tes menggambar wajah teman kita sendiri memakai pensil,” tanya Sonya.

“Tentu saja aku ingat,” sahut Dyllan sambil tersenyum.

Lihat selengkapnya