Mobil kecil milik Ahjumma Ahn melaju perlahan meninggalkan Bandara Incheon. Awalnya, baik Thasya maupun Ryana membisu di mobil. Namun, Thasya yang super duper bawel, 15 menit kemudian mulai meluncurkan beribu-ribu pertanyaan kepada Ahjumma Ahn
“Ahjumma Ahn orang Korea atau Indonesia?” tanya Thasya tiba-tiba.
“Aku orang Korea, tapi aku menetap cukup lama di Indonesia untuk keperluan bisnis. Jadi, aku bisa berbahasa Indonesia lumayan baik,” cerita Ahjumma Ahn. “Dan nenek dari mamaku juga orang Indonesia. Dia tinggal di ... Bandjung. Kalian tahu, kan?”
“Tahu, dooong,” koor Thasya dan Ryana berbarengan sambil tertawa kecil, karena Ahjumma Ahn mengucapkan Bandung dengan “Bandjung”.
“Oh iya, Ahjumma¸ sebelum Mama dan Papa datang, kita akan menetap di mana?” tanya Thasya.
“Kalian akan tinggal di rumahku selama tiga hari,” jelas Ahjumma Ahn. “Apakah kalian penggemar K-pop?”
“Yap, of course!” Thasya langsung mengangkat tangannya seperti ingin menjawab soal dari guru. “But she’s not,” lanjut Thasya sambil menunjuk ke adiknya.
“Ooh, jadi Ryana bukan K-popers?” tanya Ahjumma Ahn yang disambut dengan anggukan kepala Ryana. “Berarti dia tidak tahu SM Entertainment, dong?” tanya Ahjumma Ahn lagi.
“Aniya,” sahut Thasya dalam bahasa Korea yang artinya tidak.
“Waaah, sayang sekali, ya. Kalian tahu tidak, aku adalah salah satu pekerja di SM,” kata Ahjumma Ahn sambil tersenyum dan disambut teriakan tertahan Thasya.
“JINJJA?! SERIOUSLY?! OMG, OMG!” Thasya langsung heboh sendiri sambil mengoceh Korea panjang lebar. Ahjumma Ahn hanya tertawa melihat tingkah anak rekan bisnisnya itu.
“Memangnya SM itu apa, sih?” tanya Ryana yang akhirnya penasaran juga.
“Dasar! Masa SM saja tidak tahu,” cibir Thasya.
“Aku, kan bukan K-popers,” sahut Ryana membela diri.
“Jadi, SM Entertainment adalah sebuah agensi yang menaungi beberapa artis. SM adalah salah satu dari tiga agensi terbesar di Korea. Dua lagi, YG dan JYP. Artis-artis SM Entertainment sudah cukup banyak, seperti Girls’ Generation, Super Junior, EXO, soloist Kwon BoA dan KangTa, f(x), dan SHINee. Mereka adalah boyband dan girlband penyanyi keluaran SM Entertainment. Selain penyanyi, SM juga merekrut aktor, artis, serta model,” jelas Ahjumma Ahn
Ryana manggut-manggut mengerti. Dia pernah mendengar nama-nama artis yang disebutkan Ahjumma Ahn kepadanya, karena hampir setiap hari dia mendengar sang kakak tersayang menyanyikan dan menyebut-nyebut nama mereka. Belum lagi mereka sering berebut televisi dan DVD player. Thasya ingin menonton K-dramas alias Korean Dramas, sementara Ryana, yang urat anak-anaknya belum putus, masih ingin menonton Spongebob Squarepants atau kartun lainnya.
Thasya yang sedari tadi diam, akhirnya menyodorkan smartphone miliknya ke tangan adiknya, “Nih, baca!”
Ryana mulai membaca kalimat yang tertera di layar handphone kakaknya.
Seusai membaca, Ryana manggut-manggut. Akhirnya mereka pun sampai di rumah milik Ahjumma Ahn yang terletak di pinggiran distrik Gangnam.
“Masuklah! Mungkin tidak sebagus rumah kalian di Jekardah, tapi menurutku cukup nyaman,” ujar Ahjumma Ahn yang disambut tawa kedua gadis di hadapannya.
“Ada apa?” tanyanya linglung dengan logat Korea yang kental.
“Jakarta, Ahjumma, bukan Jekardah.” Ryana berujar setelah cekikikan cukup lama.
Ahjumma Ahn menepuk jidatnya dan ikut tertawa. Dia membantu Thasya dan Ryana mengangkut koper mereka dari bagasi dan masuk rumah.
“Nah, ini adik-adikku, Lee SoHyu, dua belas tahun dan Lee Junsung, sembilan belas tahun,” jelas Ahjumma Ahn kepada Thasya dan Ryana, mengenalkan dua orang yang sedang duduk di ruang tamu. “Kalian akan tinggal di sini selama menunggu kedatangan Mama dan Papa. Aku harap, kalian nyaman di sini.”
Ahjumma Ahn menyuruh Thasya dan Ryana merapikan barang mereka dalam kamar. Ahjumma Ahn akan mengajarkan Thasya dan Ryana sedikit bahasa Korea, setelah mereka selesai merapikan barang. Thasya langsung kegirangan dan cepat-cepat membereskan barang-barangnya, sementara Ryana biasa-biasa saja.
“Ryana bisa cepat dikit enggak, sih? Aku sudah benar-benar tidak sabar mempelajari bahasa Korea dasar, dan mempelajari huruf-huruf hangul yang belum aku kuasai,” kata Thasya tak sabar, sambil membongkar kopernya yang penuh sesak.
“Aku ke sini untuk liburan. Oke? Li-Bu-Ra-En! Kurang jelas?” sahut Ryana bersungut-sungut. Dia ingin sekali mama dan papanya cepat datang, lalu segera rekreasi dan keliling-keliling Negeri Ginseng ini. “Bukan untuk mempelajari bahasanya!”
“Aku akan senang sekali kalau punya saudara yang K-popers juga sehingga nyambung kalau bicara tentang Korea,” harap Thasya.
“Don’t hope too much,” jawab Ryana judes.
“Setidaknya, kau harus hormat sama Ahjumma Ahn. Dia sudah berbaik hati menjemput dan menampung kita di rumahnya. Apalagi mau mengajari bahasa Korea segala,” jelas Thasya cemberut mendengar jawaban adiknya.
“Haven’t you finished yet? My sister asked about both of you.” Sebuah kepala muncul di depan pintu kamar milik Thasya dan Ryana. Lee SoHyu!
“Not yet,” sahut Ryana.