Harus bangun 2 jam lebih awal dari sebelumnya bukan merupakan hal yang mudah, terutama untuk Ryana. Waktu Seoul yang 2 jam lebih awal dari Jakarta, tentu saja mewajibkan Thasya maupun Ryana yang biasanya baru bangun pukul 06.00 pagi waktu Jakarta, sekarang harus bangun pukul 06.00 pagi waktu Seoul, alias 04.00 pagi waktu Jakarta!
“Annyeong, Unnie Thasya dan Ryanaa! Wah masih tidur, ya? Bangun! Sudah pukul 06.00!” SoHyu muncul di ambang pintu kamar Thasya dan Ryana.
Keduanya yang masih terlelap di bawah selimut, tidak mendengar suara SoHyu yang cempreng dan lumayan keras itu.
“SoHyu, biarkan sajalah. Mereka masih belum bisa menyesuaikan diri dengan waktu Seoul.” Tiba-tiba, Ahjumma Ahn muncul dan mengelus rambut adik perempuannya itu. “Biarkanlah mereka beristirahat dulu. Kamu bantu Unnie menyiapkan sarapan, yuk.”
SoHyu tersenyum manis, lalu mengangguk dan menutup pintu kamar.
***
“Halooo, Thasya, Ryana, baru bangun, ya?”
Thasya dan Ryana tersenyum malu. Mereka terbangun, dan jelas-jelas kaget ketika sadar mereka terlambat membuka mata. Keduanya buru-buru mandi. Ryana menjerit ketika salah menyalakan keran, bukannya air panas malah air dingin yang benar-benaaar dingin!
“Hari ini kita mau pergi ke mana?” tanya Junsung kepada Ahjumma Ahn.
“Karena kedua orangtua Thasya dan Ryana akan datang nanti malam, hari ini kita akan menghabiskan waktu berlima lagi. Kita akan pergi ke N Seoul Tower dan Jinhae,” jelas Ahjumma Ahn
“YAAAY JINHAE!” seru SoHyu kegirangan. “Unnie Thasya, kamu tahu Jinhae, kan?”
“Yes absolutely, tahu dong!” Thasya tersenyum senang.
“Jinhae itu apa, sih?” tanya Ryana kepada Junsung dan Thasya.
“Lihat saja nanti!” jawab keduanya berbarengan sambil tertawa.
***
N Seoul Tower.
Setelah cukup lama menempuh perjalanan, akhirnya rombongan Ahjumma Ahn sampai juga di tujuan. N Seoul Tower Letaknya di Gunung Namsan, tepatnya Distrik Yongsandong (Yongsan-gu).
“Ini menara, apa?” tanya Ryana polos.
“Ini menara komunikasi dan observasi,” jawab Thasya mendahului Ahjumma Ahn
“I asked her.” Ryana mendelik ke arah Thasya sambil menunjuk Ahjumma Ahn yang tersenyum melihat keduanya bertengkar kecil.
“Sudahlah. Ayo, kita ke atas!” Junsung langsung menggandeng Thasya dan Ryana tanpa ba bi bu. Mereka shock seketika, dan saling berpandangan malu. Junsung, pemuda sipit berkulit putih dengan postur tinggi, berwibawa, pintar, dan dewasa.
Suasana N Seoul Tower lumayan ramai. Junsung mulai mengoceh menjelaskan tentang menara itu.
“Jadi, menara ini merupakan menara yang menjadi landmark Kota Seoul. Tingginya sekitar 236,7 meter dan merupakan titik tertinggi Seoul. Kalau kalian ke Seoul dan tidak ke sini, tentu saja tidak sah,” cerita Junsung. “Ayo, kita ke puncak.”
Sesampainya di puncak menara, terdapat empat dek observasi. Dari puncak itu, Thasya, Ryana, Junsung, SoHyu, Ahjumma Ahn, dan seluruh pengunjung lainnya bisa melihat panorama Kota Seoul dari ketinggian.
“Nah, di situ ada restoran. Kita bisa makan sambil melihat pemandangan sekitar,” tunjuk Ahjumma Ahn pada salah satu dek.
“Wooow keren sekali.” Ryana mulai melongok ke bawah. Sangat tinggi! Dia langsung berlari tunggang langgang. Kalau kelamaan, bisa-bisa dia gemetaran karena takut jatuh, hehehe.
“Kamu takut ketinggian?” ledek Junsung sambil tertawa.
“Yaaa ... tentu saja! Sangat tinggi di sini.” Ryana bergidik.
“Kalian mau ke bagian gembok cinta?” tanya Junsung lagi.
“Mau mau mau!” jawab SoHyu, Thasya, dan Ryana berbarengan seperti murid TK.