“Ini dia Museum Big Bang yang terkenal itu!” pamer Yuka sambil merentangkan kedua belah tangannya. “Kita masuk, yuk,” ajak Yuka. Dia mengulurkan sebelah tangannya untuk menggandeng Aimi. Namun, Aimi menolak. Dia bahkan menepiskan tangan Yuka.
“Kenapa, sih kamu enggak bisa ramah!” cetus Yuka. “Aku, kan udah capek-capek nganter kamu kemari. Tapi, kamu sama sekali tidak tahu terima kasih.”
“Memangnya siapa yang minta dianter. Enggak ada, tuh,” tukas Aimi.
“Terserahlah! Tadinya aku ingin bersikap ramah sama kamu! Sayang, kamu tidak berubah! Nah, sekarang aku mau ke ruang galeri permainan. Terserah, kamu mau ikut apa enggak!”
Karena tidak mau kehilangan kesempatan, Aimi terpaksa mengikuti Yuka.
Ruang galeri permainan terdapat di lantai satu. Isinya tentang dunia roket dan antariksa. Mereka jadi bisa belajar tentang kinerja roket. Informasi di situ disajikan dalam bahasa yang ringan sehingga sangat mudah dicerna.
“Kamu tahu, enggak,” celutuk Yuka saat melihat Aimi sangat serius memperhatikan cara kerja roket yang diterbangkan ke luar angkasa. “Waktu masih kecil, aku pernah bercita-cita jadi astronaut. Pasti asyik banget kita bisa melayang-layang di ruang angkasa. Belum lagi, kita bisa naik roket yang belum tentu setiap orang bisa menaikinya,” celotehnya panjang lebar.
Aimi juga suka pada roket. Namun, mendadak dia jadi benci saat tahu Yuka punya cita-cita yang sama dengan dirinya.
“Kalau kamu pengen jadi apa?” sambung Yuka ingin tahu.
Mendadak air mata Aimi merebak. Kalau saja dia tidak mengalami kecelakaan, tentu saat ini dirinya sudah menjadi penyanyi idola. Dia akan mengadakan konser di mana-mana, mengeluarkan album baru, menjadi bintang, dielu-elukan banyak penggemar. Namun, semua mimpinya musnah. Malah sahabatnya sendiri yang telah merebut tempatnya. Aimi tidak ingin Yuka mengetahui dia menangis. Jadi, dia hanya diam, dan berjalan meninggalkan ruangan roket tersebut.
“Tunggu dulu, Aimi!” kejar Yuka. “Kamu, kan belum menjawab pertanyaanku.”
Namun, Aimi bergeming. Yuka pun hanya bisa mengangkat bahunya.
Setelah keluar dari galeri roket, keduanya sampai di sebuah ruangan lain yang bernama Warp Capsule. Di sini, semua anak bisa belajar serta mengenal sinar dan suara, bagaimana keduanya dapat memengaruhi kehidupan manusia. Semua informasinya dikemas dalam permainan. Jadi, sangat mudah sekali untuk dipelajari. Setelah puas melihat-lihat dan mencoba semua permainan, keduanya menuju ruang teater yang biasanya digunakan untuk peragaan sendratari, musik, sampai workshop.