“Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk menebusnya?”
“Apakah kau siap melakukan segalanya, anak muda?”
Langsung saja, orang yang dipanggil anak muda itu pun terlonjak kegirangan.
Lalu, menatapnya dengan tajam dan berkata, “apakah kau siap untuk kalah?”
...
Di suatu daerah yang bernama Redcloud, terdapat sebuah kebiasaan dimana dalam waktu 10 tahun sekali akan dilakukan pengundian yang dilakukan oleh sang raja. Memang pengundian di daerah itu sudah menjadi hal yang biasa terjadi. Tetapi, semuanya tentu tidak terjadi semudah itu. Pengundian ini adalah pengundian yang akan menentukan jalan kehidupanmu selanjutnya.
Pengundian untuk menjadi sang ‘pemegang’.
Pengundian yang bisa membunuh seseorang dikarenakan tanggung jawabnya itu membuat mereka menjadi resah dan memutuskan untuk berkumpul di depan sang raja.
Tujuannya tidak lain hanya satu, untuk mengetahui siapa yang terpilih.
Sang raja yang terlihat sudah berumur 120 tahun itu pun mulai mengambil secara acak nama yang sebelumnya telah ditulis diselembar kertas, membuat semua orang yang berada di sekitar itu membuat semua orang yang berada di sekitar itu serentak menelan ludah dengan kasar.
Seseorang yang akan menjadi tumbal akan terpilih, dan tidak akan ada yang dengan senang hati menyerahkan dirinya hanya untuk mati.
Tidak, terimakasih. Masih banyak hal penting yang bisa dilakukan orang-orang yang tidak berguna itu.
Berkembang biak, contohnya.
Mengapa mereka menyebutnya berkembang biak? Bukankah kata-kata itu cukup kasar digunakan pada manusia? karena memang begitulah cara kerja pernikahan mereka. Memang, ada pernikahan yang terjadi. Juga ada resepsinya juga.
Tetapi yang menyusahkan adalah kehidupan setelah pernikahannya.
Setelah melakukan hubungan badan, si istri akan dibuang, dalam artian yang sesungguhnya. Tetapi hal itu tidak berlaku pada si suami yang menyayangi istrinya.
Untuk bisa menyayangi istri, pria itu haruslah memiliki jabatan yang terpandang di mata masyarakat.
Haahh.... sangat tidak adil!
Mengapa nasib para wanita di wilayah ini sebegini mengenaskannya? Apakah perempuan sudah tidak ada artinya lagi?
“Elisabeth Mahoni! Majulah ke atas altar dan ambilah tanggung jawabmu!”
Semua orang terkejut, sang raja telah menyebutkan siapa yang akan menjadi tumbal.
Bagaimana mungkin seorang gadis yang menjadi ‘pemegang’? kini semua orang menatap iba pada gadis pirang yang ekspresinya tak kalah dari orang-orang yang menatapnya.
Seolah tidak ada pilihan lain, gadis itu pun berjalan ke atas altar dengan langkah lesunya. Sungguh, saat ini, ia berteriak untuk siapapun yang dapat menggantikannya sesegera mungkin.
Tapi tentunya hanya mampu ia lakukan di dalam hatinya.