Laura sudah menginjakkan kakinya di roftoop,ia melihat sekeliling dan tak sengaja matanya menatap seorang laki laki yang sedang tertidur dengan tangan yang menutup mukanya.
Laura tak peduli dengan laki laki itu,ia tetap berjalan dan duduk dipinggiran roftoop dengan headset yang ia tempelkan dikedua telinganya.Laura memejamkan mata, menikmati semilir angin yang menerpa kulit wajahnya.
Bayangan bayangan kebahagiaan bersama kedua orangtuanya terekam jelas diingatan Laura,dirinya menahan sesak mengingat semua itu sudah tidak bisa ia rasakan lagi dan mengingat jika sang ayah sudah berubah 180ⁿ° dari sifatnya yang dulu.Tak terasa sebulir air mata jatuh dipipinya membuat laura semakin memejamkan matanya untuk menahan sesak yang ada dibatinnya.
"Lo gapapa?" tanya seseorang yang membuat Laura membuka matanya.Dirinya kaget begitupula dengan cowo itu yang kaget karena tiba tiba Laura mendorong cowo itu untuk menjauh darinya.
"Lo siapa?" tanya Laura takut dengan cowo yang tak jauh dari hadapannya,dirinya pun mengelap air mata yang jatuh dipipinya dengan kedua tangannya cepat
"Yang harusnya nanya itu gue,lo siapa ada ditempat ternyaman gue?Cewe aneh yang tiba tiba nangis diroftoop sambil merem?Ngapain?Ratapin nasib?" ujar cowo itu yang membuat Laura melotot tak terima
"Heh cowo abstrak jaga mulut lo ya!" ujar Laura dengan mata yang masih melotot sebal
"Gue bener kan?Apa jangan jangan lo abis diputusin sama co--
"Bisa gak sih gausah bacot?" geram Laura yang menatap cowo itu tak suka
"Gabisa soalnya mulut gue tuh udah ba---
Ucapan cowo itu terpotong karena Laura yang sudah meninggalkan roftoop dengan tampang sebalnya.Cowo itu melihat Laura yang sudah meninggalkan dirinya seorang diri dengan senyum tipis yang terpatri dibibirnya.
***