Hong, Qilin, dan Dua Negeri

Petrus Setiawan
Chapter #40

Ketika Saatnya Tiba

Terkadang aku berpikir bahwa ada hal-hal yang mungkin lebih baik jika tidak diceritakan dan tidak diketahui. Meski dengan begitu, kau harus hidup di dalam kebohongan sampai kau mati. Namun, hidup tidak berjalan seperti itu.

Aku tidak tahu apa yang lebih menyakitkan dari hari itu, beberapa saat setelah kematian Akuh Giok, lalu disusul Amah dalam saat yang berdekatan. Hari-hariku masih diliputi kedukaan terutama saat kehilangan Amah. Mami duduk di depanku. Papi di sampingnya. Mata Mami penuh dengan air mata yang entah sudah berapa lama ditahannya – belakangan kutahu dia sudah menahannya seumur hidupku – bukan seumur hidupnya.

"Ken, sudah waktunya kau tahu ..." suara Mami bergetar. Ia terisak di sela kata-katanya, dan aku hanya menatapnya dengan tatapan bodoh. Dia memberikanku secarik kertas lusuh yang tintanya sudah luntur.

Kubaca perlahan,

Untuk Ken, Anakku,

Hai, Nak! Ini Mama—Mama yang paling bahagia karena kamu lahir di dunia ini! Dunia Mama memang bukan dunia yang indah seperti dalam cerita-cerita, tapi ada satu hal yang paling indah di dunia Mama: kamu. Kamu yang mungil, kamu yang sempurna dalam dunia yang kadang bisa sangat gelap ini.

Mama menulis surat ini dengan hati penuh cinta—cinta yang selalu ada buat kamu, walaupun mungkin nanti kita akan berpisah. Mama tahu mungkin kamu tidak ingat Mama. Mungkin kamu tidak akan mengingat suara Mama atau hangat pelukan Mama, tapi Mama ingin kamu tahu, Nak, bahwa kamu hadir seperti cahaya di hari-hari gelap Mama. Kamu selalu jadi alasan Mama untuk terus bernapas, dan Mama tidak menyesal telah berjuang sekuat tenaga untuk membawa kamu ke dunia ini.

Kamu, Nak, adalah keajaiban kecil yang datang di tengah semua badai ini. Kadang Mama tertawa sendiri saat melihat jari-jarimu yang kecil bergerak-gerak atau melihat matamu yang mulai bisa melihat dunia. Dunia memang sulit, tapi Mama harap kamu akan tetap tumbuh seperti matahari—selalu punya alasan untuk bersinar, apa pun yang terjadi.

Kalau nanti kamu besar dan membaca ini, jadilah kuat, ya. Jangan takut, karena dunia ini bukan hanya tentang rasa sakit. Ada banyak cinta di luar sana, Nak. Kamu akan menemukannya. Percayalah bahwa hidup ini memang penuh rahasia, tapi juga penuh keajaiban. Tetaplah jadi cahaya, seperti kamu menjadi cahaya bagi Mama.

Mama mungkin tidak bisa menemanimu lama, tapi cinta Mama selalu ada untuk kamu. Kamu adalah anak yang hebat, anak yang kuat, anak yang pantas bahagia, itulah doa Mama.

Selalu sayangi Mama Pei dan Papa Han, apa pun yang terjadi.

Dengan segala cinta,

Lihat selengkapnya