HOPE YOU

gleysia gladys
Chapter #3

Bastian

"Hallaw teman temankuuuh"

rara menyimpan tasnya di sebelah bangku Vinna. gadis itu nyengir lebar.

"OHHIYA GUYS, ADA HOT NEWS!" seru Rara lagi.

"Berisik elah ra, masih pagi ini..." Angel menyimpan ponselnya lalu mendekat. "tapi, hot news nya apa nih?" katanya cengengesan.

"Vin lo kenapa sih, pagi pagi seger begini malah cemberut, nanti cepet keriputan loh!" kata Rara melihat teman sebangkunya itu sejak tadi merebahkan kepalanya di atas meja sambil menekuk wajahnya.

"Biasa urusan cowok!" kata Angel malas.

"Jadi hot news nya ...," Rara memberi aba aba. membuat Angel penasaran sementara Vinna masih lesu di tempatnya.

"ternyata pak mamat jombloooo!!!!" kata Rara menggelegar, membuat seisi kelas terkejut mendengar suaranya.

Angel mendecak sebal.

"Gue kira apa!" katanya kesal lalu memutar bola matanya malas.

"Yeee, lo harus ikut seneng dong, itu berarti gue masih bisa ngecengin itu guru! bahkan kalo bisa, gue mau kok jadi pacarnya ehehehe"

Angel mencubit lengan Rara.

"emang lo mau pacaran sama om om?"

"HUSH! jangan ngaco kalo ngomong, umur pak mamat itu baru 24 tahun! muda banget anjaiii" kata Rara rusuh tidak jelas.

pak mamat adalah guru olahraga di SMA Elang. meski namanya tidak kekinian, tapi tampangnya itu glowing banget! kaya anak umur 18 tahunan gitu. jangan heran ya, kalo Rara sampe tergila gila sama pak mamat, karena dia adalah salah satu penggemar pak mamat di antara ratusan siswi di sekolah ini! gila kan.

"iiiihh, Rara berisik banget sih, Vinna lagi galau nih" kata Vinna manja sambil memegangi perutnya.

"Maaf deh, kenapa sayang kenapa?"

"perut Vinna sakit. tadi pagi Vinna minta Gino buat beliin makanan yang anget anget, tapi Gino malah nyuekin Vinna! gimana gak galau?"

"Huaaa!! sakit bangettt" kata Vinna lagi tidak tahan menahan sakit di perutnya.

"OHMYGOD! itu cowok emang keterlaluan banget sih! lagian lo galau di buat sendiri! masih aja ngarepin orang kaya dia!" kata rara yang terbawa emosi.

"Bener tuh kata Rara, masih banyak yang suka sama lo Vin, daripada lo makan hati terus mending lo moveon, ayo semangat!" kata Angel sambil melirik jam di tangannya.

"Eh btw, Gue bentar lagi disepn yak, mau latihan cheers, minggu depan ada lomba, bye bye!!" Angel mengambil sesuatu di tasnya lalu berlalu pergi.

Vinna hanya diam tidak menyahuti. dia malah kesal ketika teman temannya menyuruhnya untuk menyerah. itu kan bukan prinsip Vinna banget!

"Ohmygod Vin! gue lupa minta contekan PR matematika nya Angel. bisa abis gue di amuk Bu dini!" Rara memasang wajah panik.

"Suttt. tau ah bodoamat Vinna mau tidur!!!" Vinna menggebrak meja lalu menutupi wajahnya dengan jaket putihnya.

"Eh Vin bangun, lo mau kena hukum bu Dini??? pelajaran pertama loh, Ohnooo, bastiann help meee!!!" Rara berlari menuju mejanya bastian. sang ketua kelas.

***

"Vinna mau nangis ajaaa!" Vinna merengek seperti anak kecil ketika bu Dini menghukumnya karena tidak mengerjakan PR nya. gadis itu disuruh berlari mengelilingi lapangan sebanyak 3 kali dan berjemur sampai jam istirahat!

lapangan SMA Elang itu besar banget. 1 keliling aja capeknya udah minta ampun!

 namun mau bagaimana lagi? mau beralasan bahwa perutnya sakit pun bu Dina tidak akan percaya.

Vinna sudah berlari sebanyak 2 putaran dan perutnya tambah nyeri bukan main. kepalanya mendadak pusing. dia tidak tahan lagi. keringat bercucuran di tubuhnya. penampilan gadis itu lusuh. rambutnya yang di ikat satu itu terlihat acak acakan. dia berhenti. napasnya terengah engah.

"Gaboleh lemah, semangat Vinna!!!"

Vinna melap peluh di dahinya lalu kembali berlari dengan satu tangan memeluk perutnya kesakitan. untunglah saat ini masih jam pertama dan tidak ada orang yang beralu lalang di sekitaran situ.

"Dikit lagiiii" Vinna nyaris saja sampai di titik awalnya. namun, badannya sudah tidak tahan lagi. Vinna jatuh di tempat. kemudian matanya terpejam. Vinna pingsan!

"EH EH ITU ADA YANG PINGSAN DI SANA!!" Pater yang baru saja keluar dari toilet bersama Gino, melihat seseorang terbaring di pinggir lapang. matanya membelalak, lalu keduanya segera berlari kecil menghampiri sosok yang pingsan tersebut.

Pater kaget bukan main ketika melihat siapa orang yang pingsan di hadapannya.

"YA AMPUN, VINNA NO VINNA!" Pater panik menggigit jarinya. kemudian berlari sambil berkata, "Gue panggil Pmr buat angkut dia ke UKS!"

Gino yang sedari tadi diam, memperhatikan wajah Vinna yang pucat dan penuh keringat. dengan cekatan, lelaki itu berhasil mengangkut Vinna ke tubuhnya. tangan kirinya memegang belakang leher Vinna sementara tangan kanannya memegang belakang kakinya. dengan wajah tak berekspresi, lelaki itu membawa Vinna menuju UKS.

Setelah meninggalkan Vinna di UKS, Gino kembali dengan membawa minuman kiranti rasa original untuk Vinna, lalu meletakkan nya di atas meja. dia memperhatikan sebentar wajah Vinna.

Dia merasa jahat sekarang. tadi pagi gadis itu memintanya untuk di belikan makanan yang hangat karena perutnya sedang sakit tetapi Ia malah meninggalkannya begitu saja.

"Cie ada yang perhatian nih"

Pater muncul dari balik pintu lalu mendekat. Pater menatap Gino lalu menaik turunkan alisnya sambil tersenyum menggoda.

Gino berdecak, "Buat bayar rasa bersalah gue aja"

"Tapi gue lihat kayanya lo khawatir banget sama dia"

"Berisik," Gio bangkit dari tempat duduk lalu pergi meninggalkan UKS.

"WOI GINO! MAIN PERGI AJA LO, GAK AKAN NEMENIN PACAR LO NIH?" Pater segera menyusul Gino dan menutup pintu UKS.

Sementara itu, Vinna yang sebenarnya sejak tadi sudah bangun dari pingsannya, tidak tahan menahan rasa senangnya. dia membuka matanya lalu tertawa tawa seperti orang gila. dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya di gotong lelaki tersebut menuju UKS. benar benar membahagiakan!

Vinna menatap kiranti di sebelahnya lalu senyumannya melebar.

"terimakasih ya allah, Vinna seneng bangettt agghh, gak sia sia Vinna pingsan tadi," kemudian Vinna segera meneguk kiranti tersebut.

***

"Aduh bang Tian gausah repot repot, Vinna gpp kok" kata Vinna tidak enak ketika melihat Bastian datang menjenguknya dengan membawa sekantung makanan.

"gue gak merasa di repotkan kok, jangan lupa di makan ya, ada roti cokelat kesukaan lo juga" Kata Bastian tersenyum.

Mata Vinna membulat.

Lihat selengkapnya