"Ah, komik ini bagus banget! Aku suka karakter ceweknya! Kuat dan anti ditindas. Pengen deh bisa jago bela diri kayak dia!" ucap Vely. Dia sibuk melakukan scrolling ke panel selanjutnya. "Hahaha! Rasain, tuh! Emangnya enak kena tendang! Makanya jadi orang jangan jahat!" teriak Vely lagi.
"Beb! BEB!!!" terdengar teriakan seseorang.
Nampak seorang pria berambut cepak. Kulitnya putih, hidungnya mancung. Tatapannya dari bola matanya yang berwarna coklat terkesan tajam tapi memesona. Kedua alisnya yang tipis sedikit terangkat saat menatap ke arah Vely.
"Eh, iya!" teriak Vely. "Ada apa, Yan? Kamu bikin aku kaget aja!" protes Vely. Ditatapnya Brian, pria yang sedang menghuni hatinya.
"Kamu aneh, sih! Teriak-teriak, ketawa-tawa sendiri! Emang baca apaan, sih?" ucap Brian sambil mencuri pandang ke arah layar smartphone Vely.
"Ini, aku lagi baca komik online lewat aplikasi. Ini aplikasinya bagus, Beb. Bisa buat chatting, baca komik sama novel juga. Cerita yang baru kubaca ini keren, gambarnya juga oke. Aku suka banget gambar komik yang pake manga style yang ala-ala komik Jepang gitu," sahut Vely.
"Aku kira ngapain. Tak kira kamu kesurupan tadi," sahut Brian. Dia kembali fokus menatap layar laptopnya.
"Belum selesai ya ngedit videonya?" tanya Vely.
"Belum, sedikit lagi. Tinggal nunggu proses rendering aja, kok," sahut Brian.
"Cepetan, Beb! Perpustakaan udah mau ditutup nih bentar lagi. Aku nggak mau kalau sampe diusir satpam. Malu tahu!" ucap Vely.
"Iya, iya. Udah, lanjutin tuh baca komiknya," perintah Brian.
"Ah, siap, Komandan!" sahut Vely. Dia kembali asyik membaca komik itu. Tangannya sibuk melakukan scrolling di layar smartphone-nya. "Yah, kok udah habis, sih! Padahal baru seru-serunya!" keluh Vely. Tangannya lalu mengetik di kolom komentar yang ada pada aplikasi itu.