Horror Picnic

Cathy Rosella
Chapter #1

Hadiah Kaget

Suara ketikan terdengar seisi ruangan menandakan para karyawan tampak sedang sibuk. Pekerjaan yang tak kunjung selesai dan tak ada habisnya tentu membuat mereka merasa bosan bahkan stres.

Ya, tapi mau bagaimana lagi? Tentunya kita harus tetap bersyukur karena mencari pekerjaan itu tidak mudah. Masih banyak orang – orang di luar sana yang masih sibuk mencari pekerjaan dan menggantungkan harapan mereka pada perusahaan yang di lamar. Jadi, lebih baik lelah karena bekerja daripada lelah karena kesulitan mencari pekerjaan bukan?

“Hhh.”, Ita menghela nafasnya karena tampaknya ia lelah dan bosan.

“Enaknya liburan ke mana ya guys?” Tanya Septi sambil menaruh kepalanya di atas meja.

“Tahu.” Jawab Ita dengan singkat lalu ia mulai menguap.

Di saat yang bersamaan tiba – tiba saja aku mendapat kiriman email dari Korea Tourism Organization dan karena penasaran akhirnya aku membukanya dan membaca pesannya.

“Selamat! Anda telah memenangkan undian berupa grand prize paket liburan ke Korea Selatan selama 5 hari.

Di mohon kepada pemenang untuk datang dan melakukan verifikasi di kantor kami di Wisma GKBI Lantai 21, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 28, Bendungan Hilir, Tanah Abang, pukul 17.00 WIB. Diharap pemenang membawa kartu identitas diri seperti KTP/paspor/SIM/KITAS agar memudahkan proses pengambilan hadiah di kantor kami.

Terima kasih.


Korea Tourism Organization.”

“Coy!” Panggilku membuat kedua temanku itu langsung menoleh ke arahku.

“Hmm?” Gumam Septi.

“Gue menang paket liburan ke Korea.” Sontak mereka langsung membesarkan matanya dan bergegas menghampiriku.

“Huh? Serius lu?” Ita tampaknya tidak percaya.

Dengan cepat aku putar layar komputerku agar mereka bisa melihatnya dan percaya bahwa aku memang benar – benar menang undian.

“Wah! Lumayan nih mak, kita bisa berangkat rame – rame sama anak – anak.” Ita tampak antusias.

“Yoyoy.” Dengan semringah aku membalasnya.

“Kalo gitu gue bilang yang laen dulu deh, buat pastiin siape aje yang mau ikut?”

Aku langsung membuka aplikasi pesan di ponsel untuk memberitahu teman – temanku.

“Gue juga mau kasih tahu Pipit deh, sekalian mau perpanjang paspor.” Septi juga langsung mengeluarkan ponselnya.

“Gue ikut dong! Sekalian gue juga mau perpanjang paspor, kita bareng aje ye?” Kataku lalu Septi menganggukkan kepalanya.

“Assalamualaikum.” Ucapku memulai percakapan di grup yang kuberi nama Geng Gaspol.

“Wa’alaikumsallam.” Jawab Dandi salah satu temanku sejak SMP.

“Wa’alaikumsallam.” Sahut Syerlina.

“Ada apaan mak?” Tanya Dian yang merupakan temanku saat SMA.

“Ini, gue menang paket liburan ke Korea 5 hari, lu pada mau ikut kagak?” Kataku lalu bertanya.

“Serius lu mak?” Tanya Widya.

“Ye... di kata gue bercanda apa? Ye serius lah.” Balasku.

“Asik!” Balas Reza.

“Berapa hari mak?” Tanya Dian.

“5 hari.” Jawabku.

“Mantap mak! Hajar!” Balas Firda membuatku tertawa.

“Lu kata gue lagi maen bola? Hajar, hajar aje. Ada juga lu udeh di hajar ape belom semalem?” Balasku.

“Eh buset dah.” Balas Berni yang menyertakan emoticon tertawa.

“Ikut mak!” Balas Nurul.

“Okelah.” Tambah Firda.

“Sip!” Kata Ida juga ikut membalas yang berarti ia juga mau ikut.

“Aku siap!” Kata Khori.

“Jadi semuanye ikut nih ye?” Tanyaku lagi.

“Gue ikut mak.” Balas Triwidya.

“Sama.” Balas Berni lagi.

“Tri mana Tri?” Kataku.

“Hadir!” Jawab Triwidya.

“Bukan lu bambank!” Balasku.

“Apaan mak?” Balas Tri Novi yang baru saja membalas.

Di grup ini memang ada 2 orang yang bernama Tri, Triwidya dan Tri Novitasari. Triwidya merupakan temanku saat SMP sementara Tri Novitasari merupakan temanku saat SMA.

“Lah, baru nongol bocah.” Balas Sela.

“Sorry, habis dari kamar mandi tadi.” Balasnya.

“Pantesan gue dari tadi kek cium bau apa gitu.” Balas Reza.

“Sue lu!” Balas Tri Novi.

“Gue tahu Tri pasti lagi naber (nahan berak).” Balas Dian.

“Kebiasaan emang bocah.” Tambah Caca.

“Lu mau ikut gak ke Korea?” Tanyaku.

“Kapan?” Balasnya.

“Nanti pas lu kawin Tri.” Jawab Khori.

“Buset! Kondangan berape duit gue?” Balas Widya dengan emoticon tertawa.

“Seikhlasnya aja.” Balas Sela.

“Parah di kata sedekah.” Balas Ida yang juga menggunakan emoticon tertawa terpingkal – pingkal.

“Besok siang.” Jawabku.

Lihat selengkapnya