Hot Mess Perfect Relationship

Aida Hanabi
Chapter #2

Bab 2

Echa tentu saja melakukan semua itu tanpa sadar. Dia berada dalam pengaruh alkohol dan salah masuk kamar. Kamarnya memang nomor 096, tetapi yang kini dia masuki adalah kamar nomor 069. Gadis itu masih tak menyadarinya, tentu saja.


Damien, pria yang tidak lain adalah penghuni kamar tersebut masih dibuat terkejut dengan perlakuan gadis itu. “Hei, tunggu dulu—“ Namun, belum sempat dia melanjutkan kalimatnya, gadis itu kembali mencium bibirnya.


Damien tidak bermaksud melakukan hal buruk. Dia membawa gadis itu masuk untuk mengamankannya saja, demi menghindari potensi kesalahpahaman yang bisa saja ditimbulkan oleh tindakan tersebut jika ada orang lain yang melihatnya. Damien mengenal gadis itu, Echa Paramitha, gadis yang pernah beberapa kali dia lihat di beberapa pesta.


Tidak ada pergerakan sebagai balasan dari Damien karena dia tahu bahwa Echa sedang dalam keadaan mabuk. Gadis itu tidak sadar dengan apa yang dia lakukan, jadi Damien mendorong bahu mungil itu dengan pelan dan lembut. Pagutan bibir itu akhirnya terlepas. Jujur saja, Damien hampir terpancing karena ciuman Echa cukup lihai.


“Sudah hentikan,” kata Damien dengan suara husky-nya. “Kau salah masuk kamar. Biar aku antar kau ke kamarmu—“


“Brengsek!” umpat Echa masih belum sadar. “Aku akan membuat dia menyesal karena sudah mengkhianatiku!”


Damien hendak membuka mulutnya, ingin mengutarakan sesuatu. Namun, gadis itu kembali menyambarnya dengan pelukan, kemudian kembali mencium bibir Damien. Kali ini dengan disertai dorongan hingga tubuh lelaki itu terpojok ke tempat tidur dan jatuh bersamaan dengan tubuh Echa di atasnya.


Damien bernapas lega saat Echa melepas ciumannya dan beralih memeluk tubuhnya. Posisi Damien setengah duduk dengan kedua tangan menyangga bobot tubuh, kemudian sedikit mundur agar bisa bersandar pada kepala ranjang.


Pria yang saat ini tidak mengenakan pakaian atasnya itu hanya menatap Echa dengan dahi berkerut heran. Tentu saja dia tidak tahu apa yang sedang dibicarakan gadis tersebut.


“Pria bodoh! Pengecut! Pengkhianat!”


Damien mengerjapkan mata beberapa saat. Dengan kesadarannya, dia tahu bahwa umpatan itu tidak sedang ditujukan kepadanya, tetapi aneh saja karena cara Echa mengumpat adalah dengan menunjuk Damien sebagai objek umpatan.


Lihat selengkapnya