Saya lagi. Kalian kira sumbangsih saya terbatas pada penjelasan mengenai Sembilan Dunia saja? Rupanya, kita sama-sama keliru.
Nah, mari kita bicarakan dewa-dewi. Makhluk-makhluk adikodrati ini berkelindan dengan seluruh aspek di dalam kosmos. Mereka merupakan bagian dari satu di antara dua bangsa, Aesir atau Vanir. Bangsa Aesir adalah kesatria. Mereka bermukim di Asgard dan menangani sebagian besar aspek hukum serta ketertiban—menjunjungnya lewat pertempuran, menegakkannya lewat sistem peradilan yang ringkas dan sering kali mematikan, serta sesekali mengubrak-abriknya lewat keisengan, tipu daya, dan kejahatan. Mereka mengutamakan loyalitas, kehormatan, dan kerelaan “berjuang untuk yang benar” di atas segala-galanya. (Kecuali saat mereka sedang iseng, menipu, atau berbuat jahat.) Kebersamaan paling mengasyikkan dengan bangsa Aesir adalah di medan tempur. Mereka akan selalu menyokong kita. Kebersamaan paling tidak enak dengan bangsa Aesir adalah sewaktu minum mead. Pada saat itu, cemoohan niscaya terlontar dari mana-mana, padahal cemoohan bangsa Aesir bisa membuat telinga kita berdarah.
Bangsa Vanir yang lebih cinta damai mengawasi aspek-aspek alam, seperti kesuburan, musim, pertumbuhan tanaman budi daya, dan sebagainya, dari dunia mereka, Vanaheim. Mereka menggemari ketenangan nan santai dan kriya elok seperti tas tenteng jala.