Hotelier

eSHa
Chapter #1

HOTEL

Bukan karena Bandung adalah kota kelahirannya, bukan juga karena ia tumbuh dan bertahan hidup disana, tapi bagi Sachi Bandung adalah Bandung, yang tidak akan pernah ada duanya, tidak akan pernah ada yang menyamainya, apalagi menggantikannya. Secinta itu Sachi kepada Bandung.

Sudah sangat banyak sekali yang berubah tentang Bandung dalam ingatannya. Kota yang dikenal sangat sejuk karena alamnya itu, kini sudah tidak jauh berbeda dengan gersangnya ibu kota, dimana gedung-gedung pencakar langit berjejer mendominasi tanah kota.

Salah satu bangunan terkenal disana ialah Hotel Dwara Bandung. Selain karena mewah dan berdiri begitu megah dengan 15 lantai bersama 204 kamar dan 4 restoran, juga menjadi salah satu tempat yang paling diincar para hotelier, di Bandung khususnya. Letaknya disekitar Dago bawah menambah ketertarikan para pekerja hotel karena berada di tengah kota yang tidak terlalu padat lalu lintas. Kabar baiknya sachi merupakan salah satu karyawan disana.

Bekerja di bidang perhotelan pada awalnya tidak ada dalam daftar hidup sachi, sama seperti masyarakat awam sachi hanya mengenal hotel sebagai bentuk bangunan mewah tempat menginap. Terjebak dalam sekolah kejuruan perhotelan membuat sachi merasa cukup beruntung pada akhirnya, ia belajar amat banyak dari sana. Bukan hanya tentang pekerjaan yang akan dihadapinya di hotel, tapi juga hal-hal mewah lain yang mungkin tidak dapat ia temukan jika tidak mengenal dunia perhotelan.

Dibalik segala kemewahan yang terlihat itu, ada banyak hal yang tersembunyi dari masyarakat luas. Rasa seperti ingin memberi tahu mereka tentang pekerjaan di dalam hotel sering kali bergejolak dalam angan sachi, tapi ia sadar masyarakat umum mungkin tidak tahu bahwa di dalam hotel, mereka yang bekerja dengan polesan berbagai kosmetik dan parfum terwangi yang budget-nya tidak sedikit itu, ada yang bertugas mengangkat piring kotor diatas meja tamu, ada yang membersihakn kamar tidur hingga kamar mandi, ada mereka yang terus berhadapan dengan panasnya api, mereka yang tidak henti menatap layar komputer sepanjang hari dengan dering telepon yang membuat gendang telinga mereka kebal pada kebisingan. Ada mereka yang bergelut dengan berbagai linen, mereka yang bertanggung jawab atas pencucian dan pemeliharaan berbagai peralatan makan hingga alat-alat masak. Ada juga mereka yang bekerja dengan bertumpuk laporan, mereka yang berkeliling menawarkan produk terbaik yang dimiliki hotel dan mereka yang mengatur ratusan manusia beserta hak dan kewajibannya sebagai seorang karyawan hotel. Hal-hal luar biasa ini tidak pernah tampak di masyarakat umum.

Baginya sama seperti banyak profesi dibidang lain, hotelier juga bangga terhadap pekerjaannya.

Lihat selengkapnya