Aroma petrikor menari-nari di sepanjang jalan. Pasca hujan selalu membawa keberkahan, tampak seorang wanita setengah berlari sambil mengadah langit yang membentang begitu luas, dia sibuk berimajinasi untuk terbang dengan lepas.
"Awas !"
“Astagfirullah, hei hati-hati!”
“Kau yang tak melihat jalan!” hardik gadis itu.
gadis itu langsung berlalu dengan cepat sementara wanita hanya terdiam dan menoleh kearah sepeda yang sudah berjalan semakin menjauh
“Sepertinya, aku pernah melihat dia, tapi di mana,” gumamnya. Dahinya tampak berkerut.
“Assalamualaikum, maaf apa anda tahu masjid di sekitar sini?” Tanya seorang pria.
“Waalaikumsalam. Ada, Bapak lurus terus, Kemudian langsung belok kearah kanan dan disekitar sana ada Masjid,” jawab wanita itu dengan ramah.
“Terimakasih.”
“Tunggu, pukul berapa ini?” Tanya wanita.meengentikan langkah seorang pria.
“Pukul 4 sore,” Jawab pria itu.
“Ya Allah, aku belum solat ashar,”
“Apa ada masalah,?”
“Aku belum sholat, mari sekalian kita ke masjid bersama,” ucap wanita.
Jalan demi jalan dilalui oleh keduanya, entah mengapa mereka terasa kaku untuk sekedar berbicara, Sementara pria yang disampinya tengah sibuk mencari masjid yang di tuju. Sesekali wamita itu melihat ke arah pria.
“Apa masjidnya masih jauh?”
“Tidak, sedikit lagi."
“Tapi, ini sudah melewati batas belokan yang anda tunjukan kepada saya, ” Jelasnya.
“Iya, bapak benar juga, Tapi disini ada Masjid kok, aku sering solat disini,”
“Hanya lahan kosong, Anda mau menipu saya?”