Maaf mas, aku tidak dapat mengirim pesan lewat hp karena rusak. Pesan seorang gadis kepada seseorang lewat email. Iklil memandangi laptopnya dan berharap ada balasan dengan secepatnya. Entah mengapa pagi ini ponselnya tidak mau diajak kompromi.
“Apa karena jatuh beberapa hari yang lalu ya? Aduh bagaimana aku bisa mengubungi Ummi dan Bibi?” gadis itu bertanya kepada dirinya sendiri. Namun dia mengingat telepon genggam lama yang masih dia simpan yang ternyata masih menyala," gumam gadis itu.
“Assalamualaikum mi,” kata Iklil cepat-cepat menghubungi ibunya.
“Waalaikumsalam, maaf ini dengan siapa?”
“Mi, ini aku Iklil.”
"Iklil, no ponselmu baru nak?”
“Ummi, ini no di hp lamaku, ponsel Iklil rusak, mungkin karena terjatuh pada saat penelitian pertama minggu yang lalu, jadi wa nda bisa dipakai,” Iklil berusaha menjelaskan.
“Ya Allah, pantas saja wa Ummi tidak kunjung dibalas, Iklil hari Sabtu masih tetap jadi pergi?” tanya Walidah tampak khawatir.
“Insya Allah mi doakan Iklil mudah-mudahan penelitian ini lancar.”
“Amiin. Nanti Ummi paketkan posel yang baru bersama gamis yang sudah dibeli untukmu.
“Yah Ummi Iklil kan sudah nyaman dengan pakaian ini,lagipula masa penelitian ke desa pake gamis. Jadi tidak usah, tolong kirimkan no ponsel bibi ke Iklil ya mi,” pinta gadis itu
Namun suara Walidah terdengar putus-putus. Ternyata baterai posel melemah, dengan segera dia mengambil chargeran yang tampak berdebu dan mengirim pesan kepada sang Ibu. Untuk masalah gamis, sebenarnya gadis itu memang tidak menyukai pakaian berbentuk gaun, rok dan sejenisnya yang dia pikir tampak seperti Ibu-ibu dan ribet jika dikenakan. Dia lebih menyukai celana bahan dengan balutan baju panjang atau kemeja dan jilbab segiempat dengan gaya khas.
Sayang sekali, tapi bisa kita bertemu dahulu sebelum dirimu pergi. Isi balasan dari surel yang dikirimkan oleh Iklil
Baik, aku tunggu Mas di taman kampus. ketik gadis itu dengan cepat.
Bercengkrama dengan pria bernama Anas walaupun sedikit saja, memang sesuatu yang membuat dara mungil nan tomboy itu bahagia. Bersanding dengannya adalah sesuatu impian, banyak yang mencoba mendekati sang dosen kharismatik. Tapi, bak buah strawberi yang tidak dapat di tebak, tidak ada yang mengetahui kemana hati sang pria berlabuh. Dengan perasaan percaya diri, Iklil bersugesti bahwa pria itu tampak ingin mengenalnya lebih dekat. Mencintai atau dicintai adalah suatu pilihan, namun apalah daya perasaan yang bersifat fitrah yang tak mampu Iklil pungkiri bahwa dirinya memang tampak kalut ketika nama Anas bergeming ditelinganya.
***
Ditempat lain, tampak seorang wanita pucat dan kebingungan. Sambil menyeka air mata, sesekali dia melihat ponsel untuk melihat waktu dan tanggal. Badannya pun tampak menggigil kedinginan. Bagaimana ini bisa terjadi, jika aku beri tahu siapapun yang ada pada ponsel ini, mereka semua pasti terkejut dan tidak mempercayaiku. Apa aku sedang bermimpi? wanita itu menepuk-nepuk pipinya berarap ini tidak nyata.
"Ya Allah, aku ingin pulang," gumam wanita itu sesegukkan.
“Apa yang sedang anda lakukan disini?”
“Bapak,” kata sang wanita terkejut menyaksikan seorang pria menghampirinya.
“Anda tidak pulang sejak petemuan kita yang lalu? Apa lupa jalan rumah?”
“Aku,” Lidah wanita itu terasa kelu, dia mencoba untuk bergegas pergi, namun pria yang bersamanya menahannya.
"Tunggu, ada apa dengan anda? Ya Allah badan anda menggigil, Ayo ikut saya.”