Belakangan malam itu, Eleanor bolak-balik dengan gelisah di tempat tidur mungil di kamar mungil yang ditempatinya bersama Cordelia di apartemen mungil yang kini ditinggali mereka. Mimpi buruk menghantui tidurnya. Mimpi tentang Fat Jagger yang bertarung melawan hiu putih raksasa di perairan gelap Teluk San Francisco. Mimpi tentang Fat Jagger yang terperangkap jala nelayan dan tenggelam. Mimpi tentang Fat Jagger yang ketahuan dan akhirnya diburu sejumlah pria dengan harpun raksasa dalam kapal penangkap paus. Dan, dalam semua mimpi buruk itu, Eleanor tak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya.
Brendan, di sisi lain, bahkan tidak mencoba tidur sama sekali.
Dia duduk di meja kecil di kamarnya dengan tangan memegangi kepala, memikirkan harus kembali ke sekolah lamanya dan melihat semua teman dan gurunya yang dulu. Mereka akan bertanya mengapa dia keluar dari sekolah swasta dan kembali ke sana. Dia akan terpaksa mengatakan yang sebenarnya. Bahwa ayahnya kehilangan semua uang mereka akibat kalah judi dan mereka pun diusir dari rumah. Yang paling sukar adalah harus menghadapi mereka setelah kelakuannya sewaktu pergi—yang diakuinya (sekarang) sedikit terlalu sombong dengan mengatakan bagaimana sekolah swastanya yang baru jauh lebih baik “daripada kandang ini.”