HOW I AM

Ziierin25
Chapter #3

SEKOLAH

Hari ini Juni, 2003. Hari pertama aku masuk sekolah dasar. Aku di antar oleh ibuku langsung ke sekolah, bangunan sekolah sangat asing bagiku. Begitu menyeramkan dan aneh, banyak anak-anak seumuranku yang diantar oleh orang tua mereka. 

Saat aku sedang diam di dekat tembok kelas mataku tertuju kepada beberapa anak yang aku kenal, terlihat jelas jika mereka adalah teman semasa TK ku dulu. 

Namun aku memang tidak dekat dengan mereka, karena aku anak yang tertutup dan sangat pemalu itu sebabnya aku tidak mempunyai teman seumuranku. Apalagi orang tuaku memiliki pengawasan yang sangat ketat, jadi aku tidak pernah main dengan temen-teman seumuranku. Jadi tidak salah jika aku menjadi anak yang tertutup dan pemalu. 

   Beberapa saat kemudian pintu kelas pun terbuka dan anak-anak langsung berlarian berebut meja yang ada di kelas untuk ditempati. Aku pun melakukan hal yang sama mencari meja yang kosong, terlihat ada meja kosong di barisan ketiga dan sedangkan barisan pertama sudah penuh dengan anak-anak yang tadi berebut meja. 

Terkadang aku berpikir sekilas, kenapa mereka berebut bangku depan? Sedangkan aku enggan bangku paling depan karena malas jadi pusat perhatian guru. Setelah menentukan bangku yang akan ku tepati, aku langsung berjalan menuju bangku, aku langsung menyimpan tas dan mulai duduk. 

Tiba-tiba aku gugup, saat memikirkan siapa yang akan duduk disebelah ku nanti? Apa dia anak yang pendiam sepertiku? Atau dia anak yang cerewet,menyebalkan,atau dia anak yang jahat?? Otak ku terus berpikir dan tiba-tiba ibu masuk dan berpamitan akan pergi kerja aku tidak bisa berbuat apa-apa.

 Aku hanya bisa tersenyum dan mengiyakan tak lama setelah berpamitan ibu mulai melangkah pergi, hanya punggungnya saja yang terlihat semakin menjauh dan hilang dari pandanganku.

   Aku hanya bisa menghela napas dengan berat, tanpa aku sadari aku bergumam "Aku harap semuanya baik-baik saja." Aku langsung melipat tangan ku di atas meja dan menundukkan wajahku saja, kelas masih berisik dengan suara-suara orang tua dan anak-anak yang merengek tidak ingin sekolah, karena takut.

Hah.. pokonya berisik, aku hanya memejamkan mataku saja, karena masih mengantuk tadi pagi aku bangun subuh sekali karena takut tidak dapat meja yang kosong.

Beberapa saat ada seorang anak yang mengajakku berbicara namun karena rasa kantukku mengalahkan sekitar ku,aku hanya bisa mengangguk saja dan melanjutkan aktivitasku lagi tiba-tiba kelas menjadi damai. Tentram dan tidak ada suara tangisan lagi. 

   Ternyata sekolah sudah akan di mulai untungnya aku dibangunkan oleh anak yang duduk di sebelah ku. Aku sempat bingung kapan anak ini duduk di sebelah ku? Kenapa aku tidak menyadarinya?

 Karena tidak ingin ambil pusing aku hanya diam saja. Ibu guru pun masuk dan mulai mengenalkan dirinya sendiri setelah mengenalkan dirinya beliau menyuruh kami untuk memperkenalkan diri masing masing serta asal sekolah.

Tiba-tiba rasa gugup ku datang keringat dingin semakin keluar bagaikan air terjun otakku berpikir"Harus bagaimana ini?" Setelah beberapa saat giliran ku tiba. Tanganku mulai bergetar badanku lemas karena memang belum pernah aku melalukan hal seperti ini!.

 Karena terlalu lama diam ibu guru pun bertanya"Nak? Kau tidak apa-apa?" Tentu saja hal itu menjadi pusat perhatian yang lain "Argh.. ingin rasanya aku pulang,tapi itu tidak mungkin" itu yang aku pikirkan hingga akhirnya aku memberanikan diri.

Lihat selengkapnya