Sebuah supercar edisi terbaru sedang melaju cepat di jalanan kota Tokyo, Jepang. Mobil berwarna hitam dengan sedikit sentuhan merah itu lantas memasuki kawasan pegunungan yang asri dengan jalanan yang diaspal dengan mulus. Beberapa menit kemudian, mobil mewah itu berhenti di depan pintu gerbang dari sebuah bangunan yang megah. Seolah tahu siapa yang datang, satpam membukakan pintu kokoh itu untuk si pemilik supercar. Mobil limited edition itu lantas memasuki pelataran sebuah mansion yang modelnya menyerupai kastil Jepang bergaya kontemporer. Mansion itu bertingkat tiga dengan dominasi warna cokelat yang menyejukkan. Selain berarsitektur indah, mansion itu memiliki pekarangan yang lebar, taman yang cantik, dan kolam yang luas dengan aliran air yang tenang. Mobil berharga luar biasa mahal itu kemudian berhenti di depan pintu masuk dan keluarlah seorang pemuda dari dalamnya.
Pemuda itu berwajah sangat tampan, dengan kulit putih bersih, rambut lurus sebahu berwarna hitam, mata besar berwarna gelap, dan tubuh yang atletis. Ia memakai sweater turtle neck berwarna hitam yang dipadukan dengan jaket kulit, celana jeans, dan sepatu berwarna senada. Wajahnya dingin tanpa ekspresi saat menyerahkan kunci mobilnya pada seseorang berpakaian butler, yang kemudian berlalu untuk memarkir mobil yang dimaksud. Lantas ia melangkah ke pintu depan, yang langsung terbuka, seolah sudah menanti kedatangannya. Seorang maid menyapanya dengan ramah, "Selamat datang, Tuan Muda. Nyonya sudah menunggu Anda di ruang tamu."
Pemuda itu mengangguk, lalu terus melanjutkan langkahnya sampai ke ruang tamu.
Ruangan itu berlantai kayu dan berdinding beige serta memiliki seperangkat sofa berwarna serupa yang bergaya Jepang modern. Di sana, berdirilah seorang perempuan paruh baya yang cantik dengan mata hijau dan kulit putih. Ia memakai abaya sutra berwarna putih dan kerudung yang serasi. Saat mereka bertemu pandang, wanita itu tersenyum pada sang pemuda.
"Selamat datang, Lionel. Apa Inggris menyenangkan?"
Pemuda bernama Lionel itu melembutkan pandangannya lalu menghampiri sang wanita dan memeluknya.
"Ibu," bisik Lionel dengan penuh perasaan.
"Sayang, Ibu senang kau akhirnya kembali ke rumah," ibunya membalas dengan lembut.