HTS

Muhammad Ahnaf Putranto
Chapter #2

PDKT

Hari-hari berlalu, Kevin dan Alya semakin dekat. Setiap pertemuan di klub sastra selalu menjadi momen yang dinantikan oleh keduanya. Kevin mulai merasa lebih nyaman dan terbuka tentang perasaannya, meskipun bayang-bayang Naira masih menghantui. Di sela-sela waktu mereka bersama, Alya sering kali melihat kilatan kesedihan di mata Kevin, namun dia tetap sabar dan mendukung Kevin untuk melewati masa sulitnya.

Suatu hari, Kevin dan Alya duduk di taman sekolah, menikmati angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. "Alya, terima kasih sudah selalu ada buat aku," kata Kevin dengan suara lirih, sambil memandangi daun-daun yang berguguran dari pepohonan di sekitar mereka.

Alya tersenyum lembut. "Aku akan selalu ada di sini, Kevin. Kamu bisa mengandalkan aku," jawabnya sambil menatap mata Kevin yang penuh kebingungan dan rasa sakit.

Kevin menatap Alya dengan mata penuh haru. "Aku merasa beruntung bisa mengenalmu. Kamu membuatku merasa lebih baik, sedikit demi sedikit," lanjut Kevin, suaranya bergetar sedikit, menunjukkan betapa beratnya beban yang ia bawa selama ini.

Alya menyentuh tangan Kevin dengan lembut. "Aku senang bisa membantumu, Kevin. Aku tahu ini tidak mudah, tapi aku yakin kamu bisa melaluinya. Kamu hanya perlu waktu dan dukungan dari orang-orang yang peduli padamu," ucapnya dengan penuh keyakinan.

Sementara itu, di sekitar taman sekolah, beberapa teman mereka tengah beraktivitas. Di pojok taman, Lina dan Wawan, dua sahabat yang selalu ceria, sedang berdiskusi tentang proyek seni mereka.

"Lina, kamu sudah siapkan bahan-bahan untuk mural di koridor?" tanya Wawan sambil menggambar sketsa di buku gambarnya.

"Sudah, Wawan. Besok kita bisa mulai melukis. Aku pikir ini akan jadi karya yang luar biasa," jawab Lina dengan antusias.

Tak jauh dari mereka, Fitri dan Budi, anggota klub astronomi, sedang menyiapkan teleskop untuk mengamati bintang malam itu. Mereka sering menghabiskan waktu setelah sekolah untuk menikmati keindahan langit malam.

"Fitri, aku dengar ada fenomena bintang jatuh malam ini. Kita harus pastikan teleskop ini siap," kata Budi sambil memeriksa lensa teleskop.

"Benar, Budi. Aku sudah tidak sabar untuk melihatnya. Semoga cuaca mendukung," jawab Fitri dengan senyum penuh harap.

Di lapangan basket, Ravi yang sedang berlatih dengan timnya melihat ke arah taman. Dia merasa lega melihat sahabatnya mulai menemukan kebahagiaan kembali, meski masih ada perjalanan panjang yang harus dilalui Kevin. Ravi berharap Kevin bisa segera mengatasi masa lalunya dan menjalani hidup dengan lebih baik.

"Kevin! Ayo, gabung lagi sama tim!" teriak Ravi dari kejauhan, sambil melambai ke arah Kevin.

Kevin mengangguk dan berteriak balik, "Tunggu sebentar, Ravi!" Dia menatap Alya sejenak sebelum berdiri. "Aku harus kembali ke latihan. Terima kasih, Alya. Aku sangat menghargai kehadiranmu."

Alya tersenyum dan mengangguk. "Sampai jumpa nanti, Kevin. Jangan lupa istirahat setelah latihan," katanya dengan nada penuh perhatian.

Lihat selengkapnya