When you try your best, but you don’t succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can’t sleep
Stuck in reverse
Sayup-sayup terdengar suara Langit bernyanyi sambil memetik gitar.
Langit datang mengunjungiku malam ini.
Seperti biasa, dia datang sambil membawa gitar kesayangannya. Rambutnya yang hitam dibiarkannya terurai panjang sebahu dengan model ikal pada bagian bawah.
Beberapa kali aku protes dan menyuruhnya untuk memotong rambutnya. Tapi dia hanya menanggapi dengan santai
“Ini simbol kebebasan buatku, Na. Gak mungkin dong aku hilangin. Ntar aku gak ngerasa bebas lagi dong hahaha."
Setelah aku perhatikan dengan seksama, rambut itu memang cocok untuk Langit. Ia terlihat lebih tampan. Sejak itu aku tak pernah protes dengan rambut panjangnya.
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you
Langit lalu menatapku sambil terus bernyanyi. Aku telah mengenalnya dua tahun yang lalu. Pertemuan pertama kami cukup unik.
Saat itu aku sedang mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku. Aku berpapasan dengannya ketika berada di tangga lantai dua. Kami menuju lantai tiga secara bersamaan. Dan entah kebetulan atau tidak, kami hampir bersamaan mengambil buku bertema Biografi Kartini yang terletak pada rak buku.
Tak berselang lama, kami akhirnya berkenalan, mengobrol, lalu menjadi teman. Teman Se-sastra katanya. Sungguh absurd.
Tapi percayalah jika kau bertemu dengan orang yang menyukai hal yang sama denganmu, hanya butuh hitungan menit untuk menjadi teman bahkan sahabat.
Kami berdua pun menjadi semakin sering bertemu, saling memberi rekomendasi bacaan satu sama lain, saling bertukar buku dan pikiran.