Hujan dan Kenangan

Kaia Sari
Chapter #10

Butik

Ayra disibukkan melakukan banyak hal, membantu mengambil kebutuhan para penjahit seperti benang, kain atau semacamnya. Ayra terlihat bolak-balik kesana-kemari, dia yang paling sibuk diantara semua orang sedangkan Tiara yang menyuruhnya untuk membantunya di butik malah enak-enakan menunggu pelanggan di bangku kasir. 

Ayra menggerutu tapi apa boleh buat, ia tidak mungkin menolak permintaan Maknya apalagi Tiara telah berjanji akan membujuk Abah untuk pulang dan mereka akan piknik bersama. Ayra menyandarkan punggungnya di sofa butik, ia benar-benar lelah bolak-balik kesana-kemari, tapi meskipun begitu, lelahnya tidak ada apa-apanya dibanding para penjahit yang harus memporsir tenaga mereka lebih banyak untuk menyiapkan saragam karyawan yang beberapa hari lagi diambil. 

Tuk!

"Minum dulu Ay," ucap kak Maretha meletakkan segelas cokelat panas di meja. 

"Ohh..iya kak, makasih ya," seru Ayra menyesap cokelat panasnya. 

"Iya sama-sama, capek ya kerja di butik?" tanya Maretha duduk di hadapan Ayra. 

"Lumayan sih kak, apalagi aku bolak-balik kesana-kemari, tapi gak apa, sekalian olahraga juga yakan?" seru Ayra terkekeh.

"Haha iya, butik akhir-akhir ini sibuk karena banyak pelanggan. Meskipun capek, kita harus bersyukur, banyak pelanggan banyak rezeki," ucap Maretha lagi. 

"Iya kak benar itu, dapat banyak bonus juga tentunya?" ucap Ayra lagi menaikkan sebelah alisnya. 

"Iya, Alhamdulillah. Kalau gitu kakak balik kerja lagi ya," bangkit Maretha dari tempat duduknya. 

"Iya kak, semangat kerjanya," seru Ayra mengepalkan tangan semangat yang mendapat respon kekehan kecil dari Maretha. 

Ayra bangkit dari tempatnya setelah menghabiskan segelas cokelat panas yang disajikan Maretha. Ayra merasa tenaganya kembali terisi penuh, badannya terasa ringan, ia siap membantu pekerjaan lainnya. Ayra berjalan menghampiri Tiara yang tengah sibuk melayani pengunjung.

"Mak, Ibu itu kenapa?" tanya Ayra melihat seorang Ibu-ibu yang terlihat kebingungan. 

"Gak papa, biarin aja, Ibu itu pasti kebingungan," jawab Tiara santai. 

"Terus kenapa Mak gak membantu Ibu itu?"

"Ay, kamu lihat Mak lagi sibuk, kamu aja ya yang bantuin Ibu itu, tanya dia maunya apa. Bu Dena lagi makan siang, Mak gak mau mengganggu waktu istirahatnya," jelas Tiara yang mendapat anggukan dari Ayra, Ayra berjalan menghampiri Ibu itu. 

Lihat selengkapnya