Hujan dan Kenangan

Kaia Sari
Chapter #17

Reaksi

"Ayra, tunggu!" panggilan Aretha menghentikan langkah kaki si empunya badan. 

"Apa Re?" Ayra berbalik. 

"Kau gak asik, kenapa sering menghilang sih? Ketemuan sama El?" tanya Aretha penuh selidik. 

"Bisa jadi, tapi bukan itu alasan sepenuhnya."

"Hah.... maksudnya?"

"Ya gitu...beberapa hari yang lalu aku ketemu sama teman masa kecilku. Dia sering ngajak jalan-jalan atau apalah, pokoknya dia tidak pernah membiarkan aku tenang, selalu menggangguku, kadang chat atau telepon juga. Aku gak nyaman Re, tapi Makku menyuruh aku bareng dia dan kadang Mamanya juga menyuruh aku berkunjung ke rumahnya untuk makan bersama atau sekedar mengobrol. Aku gak enak untuk nolak kalau orangtua yang minta."

"Teman masa kecilmu cowok?"

"Ho'oh."

"Fiks! Dia itu suka sama kau Ay!"

"Masa sih? Aku rasa gak mungkin, dia juga sering mengajakku keluar karena permintaan Mamanya. Mamanya sayang banget samaku sejak dulu, katanya sudah dianggap anak sendiri."

"Yaudah kalau itu gak masalah. Kau harus bersikap sebatas teman sekaligus saudara sama dia. Aku saranin nih ya, kau jangan dekat-dekat sama dia lagi!"

"Kenapa?"

"Nanti dia jadi suka! Tapi menurutku sih dia udah suka ya."

"Au ah, aku mau pulang aja," ucap Ayra meninggalkan Aretha.

"Aku bilang kau jangan dekat-dekat sama dia melebihi teman atau saudara ya! Karena aku benar-benar gak setuju kalau sampai dia suka samamu atau sebaliknya. Aku tetap setia sama El, aku dukung kalian berdua," teriak Aretha penuh semangat. 

Ayra memikirkan perkataan Aretha sejak sepulang sekolah tadi bahkan sekarang Ayra sama sekali tidak bisa fokus memilih-milih buku untuk dipinjam. Belakangan ini Ayra memang merasa tidak nyaman pada Prasasti. Sifat dan perlakuan yang ditunjukkan olehnya terlihat berbeda daripada saat pertama bertemu di halte. Ayra menggeleng cepat, tidak mungkin kan perkataan Aretha benar? Prasasti tidak mungkin menyukainya karena mereka berdua telah berteman sejak kecil dan sampai kapan pun akan tetap seperti itu. 

"Kak, bukunya kebalik," suara seseorang membuyarkan lamunan Ayra. 

Lihat selengkapnya