Ayra mematung, ia meremas ujung bajunya sejak sepuluh menit yang lalu. El melirik Ayra, dia merasa lucu dengan tingkah Ayra. Sepuluh menit yang lalu, Ayra dengan santainya masuk ke dalam rumah mengikuti Karina yang katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan padanya. Tapi sekarang, sikapnya berbalik 180°. Ayra malah terlihat gugup dan ragu. El berdehem, Ayra menoleh padanya sejenak sebelum kembali mengarahkan pandangannya ke lantai.
"Ahemm...aku di sini loh Ray. Di bawah itu lantai. Masa orang ganteng di anggurin," seru El yang membuat Ayra menoleh sejenak padanya.
"Stop, lihat ke sini aja. Jangan lihat lantai," cetus El mencegah Ayra kembali menatap lantai, ia masih meremas ujung bajunya.
"Kamu kenapa?" El bersuara lagi mengingat Ayra yang masih bungkam.
"Enggak kok Kak. Aku cuma mau mampir," jawab Ayra ragu.
"Katanya mau membicarakan sesuatu yang penting, sekarang cuma mampir? Yang benar yang mana Ray? Alasannya kok plin-plan kaya gitu?"
"Urgghhh...iya iya, tadinya mau ngomong sama Kakak tapi sekarang gak jadi."
"Yakin gak jadi? Yaudah kalau gitu kamu pulang gih. Udah malam loh ini."
"Kak El ngusir aku?"
"Bukannya ngusir tapi kamu sendiri kan yang bilang kalau cuma mampir? Sekarang udah mampir yaudah pulang. Lagipula kamu mau apa lagi? Ada sesuatu yang diinginkan? Kalau ada bilang aja, mau apa? Mau beli makanan? Yaudah aku belikan. Bilang aja Ray, gak usah malu-malu." El mengutarakan semua yang ada dalam pikirannya.
"Bukan itu Kak."
"Terus apa?"
"Kak El janji jangan marah dan harus jawab jujur ya," Ayra mengepalkan tangannya, hanya jari kelingking yang dibiarkan bebas, meminta El untuk menautkan jari kelilingnya.
"Iya janji," jawab El singkat.
Ayra mengutarakan semua yang menjadi beban pikirannya setelah mendengar kata-kata El tadi sore. El mendengar dengan saksama sesekali menjawab pertanyaan yang diajukan Ayra tapi El menjawab seadanya ditambah selipan candaan yang terlontar dari mulutnya.
"Isshhh...serius napa sih Kak!" cetus Ayra kesal melihat El yang tertawa.
"Aku serius loh dari tadi. Sejak kapan aku bercanda?" jawab El dengan tatapan serius.
"Yaudah lah aku pulang. Ternyata percuma aku datang ke sini jauh-jauh dan akhirnya bukan menghilangkan beban yang ada malah tambah kesal!" cetus Ayra bangkit dari tempat duduknya.