Kamu dan Bagian Dari Hujan

Fatimah Azzahra
Chapter #2

DEJA VU

"Tunggu! Kamu jangan pergi! "

Pria yg sudah terengah mencoba menggapai seorang gadis yg semakin berlari menjauh, seperti ada sosok jahat yg menarik gadis itu pergi dari nya. Di selimuti kabut putih yg tebal membuat pengelihatan nya menjadi samar. Hati nya berdebar, tak mau kehilangan gadis itu lagi, bersama harapan agar gadis itu tetap disini menemani dirinya. Tapi gadis itu terus berlari dan semakin menjauh, sampai akhirnya hilang di dalam kabut putih yg tebal. Pria yg tadi berlari dengan penuh harap kini tersungkur jatuh menatap kosong ke ujung kabut putih dimana gadis itu menghilang. Hanya suara lirih gadis itu yg dapat dia dengar sebelum sosok nya pergi. 

'Aku akan kembali, Evan'

BRAKK

Suasana tiba tiba saja menjadi ramai dan berisik, di penuhi oleh teriakan dan cekikikan para manusia di telinganya. Evan terbangun dari tidurnya. Melihat kanan dan kiri. Ternyata dirinya tertidur didalam kelas.

'Lagi-lagi mimpi itu. ' Gumam Evan dalam hati

Evan menghembuskan nafasnya berat. Ntah ini mimpi yg keberapa kali nya sejak 3 tahun terakhir. Mimpi yg aneh, dimana dirinya berada di dalam suatu ruangan, ruangan yg serba putih dan banyak kabut sampai untuk melihatpun Evan kesulitan, ruangan yg dirinya sendiri tidak tau ada dimana, tapi yg membuat Evan kepikiran bukan dimana dia berada dalam mimpi itu, tapi gadis yg berusaha menyampaikan suatu pesan pada nya. Evan juga tidak dapat melihat jelas wajah gadis itu karna terhalang kabut, hanya terlihat samar, rambut panjang nya yg sepinggang dan bibir kecil nya yg mungil. 

'Ck'

Evan berdecak, kenapa tidak ada jawaban atas mimpi-mimpi nya? 

KRINGGG

Bell masuk berbunyi kelas yg tadi gaduh perlahan berubah jadi rapih, siswa siswi yg tadi tidak teratur kembali ke tempat duduk mereka masing-masing sebelum guru memasuki kelas. Tak lama setelah bell berbunyi datang seorang lelaki yg sudah berumur dari balik pintu, dengan membawa setumpuk buku ditangannya. Dibelakangnya di ikuti seorang gadis. Gadis dengan rambut panjang sepinggang dan bibir kecil. Evan terbelalak membuka matanya lebar lebar. Gadis yg sangat familiar bagi Evan. 

"Baik sebelum pelajaran di mulai. Bapak akan memperkenalkan murid baru di kelas kita. " Ucap lelaki itu setelah sampai di depan kelas. "Silahkan perkenalkan dirimu. "

"Nama saya Rania Azzura, biasa dipanggil Rania." Ucap gadis itu seraya tersenyum. Gadis yg baru saja memperkenalkan diri sebagai Rania. 

Evan mematung memperhatikan gadis di depannya. Seperti sosok yg mirip dengan gadis di dalam mimpinya, dan nama yg juga pernah pria itu dengar. Tapi kapan?

Setelah memperkenalkan diri Rania dipersilahkan untuk mencari tempat duduk. Dan hanya ada satu bangku kosong tepat di depan Evan. 

"Kau kenapa, Van? " Tanya Dimas teman sebangku Evan. Bingung melihat tingkah teman nya yg aneh. 

"Gapapa, aku hanya kurang istirahat. " Alibi Evan. 

Ingin sekali Evan bercerita tentang masalah nya pada sahabatnya itu tapi sepertinya diri nya hanya akan di anggap gila. Bagaimana tidak? Pria berumur 16tahun yg sedang duduk di kelas 10 SMA menceritakan dirinya tersesat di sebuah ruangan yg dia sendiri tak tau itu ada dimana. Jadi lebih baik diam biar semua terjawab dengan sendiri nya.

##

"Baik pelajaran hari ini, cukup sampai disini. Tolong persiapkan diri kalian untuk ujian akhir tahun dua bulan lagi. "

Lihat selengkapnya