"Karena ada rapat untuk membuat soal ujian akhir tahun nanti, 3hari kedepan kalian belajar dirumah. Bapak harap kalian bisa menyiapkan diri sebelum tanggal yg telah di tentukan. "
Ucapan guru tadi mengakhiri pelajaran hari ini. Terdengar bisik senang dari siswa siswi dalam kelas. Tak lama setelah guru keluar dalam kelas, kelas kembali menjadi gaduh. Masing masing menyiapkan diri mereka untuk segera pulang kerumah.
Evan menatap punggung gadis di depannya yg sedang memasukan alat tulis yg berserakan di atas meja. Terlihat teman sebangku gadis itu pamit padanya, menyisakan gadis itu seorang diri dihadapannya.
"Van, ayo pulang. " Ajak Dimas yg sudah siap menggendong tas ransel miliknya.
"Ah, hari ini aku ada urusan, kau pulang duluan saja bareng Adi. " Ucap Evan
Dimas mengangguk kemudian pergi meninggalkan pria itu, sekarang di kelas hanya tersisa dirinya dan gadis itu, Rania.
"Hai. " Sapa Evan canggung.
"Oh hai. " Balas Rania sambil tersenyum
"Pulang bareng siapa hari ini?" Tanya Evan
"Hmm, sendiri?" Jawab Rania setelah tampak berfikir beberapa detik.
"Mau ku antar? " Ucap Evan
"Dengan senang hati. " Ucap Rania kemudian berdiri setelah dirinya siap untuk pulang. "Ayo." lanjut gadis itu mengajak Evan pergi.
Rania berjalan mendahuli nya dan Evan berjalan di depannya. Akhir akhir ini Evan merasa nyaman di dekat Rania. Terlebih dari itu, dirinya harus mengetahui hal yg akhir akhir ini seperti menghantui dirinya.
Kini dua insan itu berjalan sejajar di pinggir trotoar, di iringi matahari yg mulai terbenam ke sebelah barat, membuat langit tampak menjingga diatas sana. Burung burung terlihat bergerombol terbang menghias langit membuat pemandangan yg indah.
"Kau sudah mempersiapkan apa saja untuk ujian nanti? " Ucap Evan membuka pembicaraan
"Belum ada.. hehe" Jawab Rania sambil terkekeh kecil.
"Begitu ya? Kalau begitu kita sama. " Ucap Evan menimpali ucapan Rania sambil bercanda.
"Ada beberapa hal yg tak ku mengerti, mau kah kau membantu ku? Aku dengar kau cukup pandai di dalam kelas. " Ucap Rania mendangakan kepalanya menatap Evan. Tubuh Rania yg lebih pendek dari Evan membuat nya sulit menatap wajah pria jangkung di sampingnya.
"Tapi semua itu tidak gratis ya. Hahaha" Ucap Evan sambil tertawa
"Aku akan membayarnya asal posisi siswa pandai bisa berpindah pada ku." Ujar Rania menimpali candaan Evan.
Candaan ringan mengiri langkah demi langkah mereka, jalanan sepi membuat dunia seperti hanya ada mereka berdua.
Waktu terasa begitu cepat, mereka telah sampai di depan Rumah Rania.
"Kau mau mapir dulu? " Tanya Rania
"Ah boleh kah? " Ucap Evan meyakinkan.