HUJAN DEWI BATARI

Call Me W
Chapter #5

SANG KATANGGA

“Silahkan tunggu di sini, Raden. Simbok panggil Setiowati dulu,” kata Mbok Dinah sebelum membuka pintu dan mempersilahkan pemuda itu duduk di serambi.

Pemuda itu mengangguk dan tersenyum. "Silahkan, Mbok."

Mbok Dinah pun segera masuk untuk memanggil putri semata wayangnya. Bahwa ada seorang tamu istimewa yang sedang menunggunya di depan. Seorang tamu yang juga membuat hati tuanya ketar-ketir.

“Setiowati? Nduk?”

“Iya, Mbok? Setio sedang menenun,” sahut suara seorang gadis muda dari ruangan lain.

“Kemari sebentar, Nduk!”

Terdengar suara kursi ditarik dan langkah-langkah kaki mendekat. Tidak berapa lama, muncul gadis muda itu dengan rambut panjang tergerai di salah satu dadanya yang kuning langsat. Sedang kedua matanya yang bening mengisyaratkan pertanyaan saat bersitatap dengan simboknya.

“Ada apa, Mbok? Apa Simbok sudah mau mandi?” tanyanya. Beberapa saat setelah simboknya itu belum mengatakan alasan kenapa memanggilnya.

Mbok Dinah menggeleng pelan. Napasnya tertahan. “Ada Raden Admaja menunggu di depan. Dia ingin bertemu denganmu,” jawab Mbok Dinah memberitahu.

Mata bening gadis itu membeliak. Tampak terkejut dan tak percaya. Pipinya yang bersih seketika merona. Namun gadis cantik itu tidak mengatakan apa-apa. Meskipun kedua matanya belum lepas bersitatap dengan simboknya.

“Sudah. Cepat temui sana! Kok, malah ngelamun!” ujar Mbok Dinah menyadarkan putrinya yang masih berdiri mematung. Namun sebelum putrinya yang cantik itu melangkahkan kaki, Mbok Dinah cepat-cepat menyambar sehelai selendang yang tergantung di dinding. “Pakai selendang. Jangan ke luar dengan dada terbuka begitu! Saru (tidak sopan)!"

Setiowati menyelempangkan selendang hasil tenunannya sendiri itu ke sekeliling dada dan lehernya yang mulus. Sedang kedua tangannya tampak gemetar karena menahan hati yang berdebar-debar.

Lihat selengkapnya