HUJAN DEWI BATARI

Call Me W
Chapter #13

SISI LAIN SUARA HUJAN

“Saya ... benar-benar tidak tahu, Dewi,” kata Raden Admaja perlahan. Ya. Karena dia benar-benar tidak tahu dan masih terkejut akan kenyataan yang satu itu.

Tatapan Dewi Batari semakin gelisah. Duduknya semakin resah. “Apakah ... aku boleh tahu tentang sesuatu hal yang Raden pikirkan tentangku?” tanyanya begitu penasaran.

Raden Admaja mengerutkan keningnya. Apakah aku harus berkata jujur? Bukankah dia tidak tahu apa yang aku pikirkan?

“Katakan yang sejujurnya, Raden,” tatapan Dewi Batari begitu memohon. Sedang hatinya begitu merasa tersiksa saat mengatakannya. Karena sebelumnya dia tidak pernah memohon atau meminta bantuan pada manusia biasa. Lebih sialnya lagi, dia tidak bisa menahannya. “Aku benar-benar penasaran dan aku belum pernah tersiksa seperti ini sebelumnya.”

Raden Admaja terpana. Nyaris tidak bisa berbicara barang sepatah kata.

"Katakan saja, Raden," pintanya. "Apa yang Raden pikirkan?"

“Apa yang harus kukatakan?” Raden Admaja balik bertanya.

“Apapun ... tentangku,” katanya setengah mendesak.

Raden Admaja menghela napas. “Dewi sangat cantik,” Raden Admaja mengakui.

“Hanya itu?”

“Hanya itu.”

Selalu. Apalagi? Batin Raden Admaja.

Dewi Batari menegakkan punggungnya. "Apakah Raden menyukaiku?”

“Maaf?” Raden Admaja benar-benar terkejut. Pemuda itu tidak pernah menyangka, bahwa kepolosan hati seorang dewi yang buta dan tuli, melebihi kepolosan anak kecil yang berlarian di tengah hujan dalam keadaan telanjang.

Dewi Batari tidak mengatakan apa-apa. Namun, tatapannya tampak mendesak. Dia benar-benar sudah tidak tahan dengan ketidak-berdayaannya yang tidak masuk akal ini. Karena sebelumnya dia selalu tahu! Tapi, sekarang? Apa ini? Ketidak-berdayaan ini memang terasa begitu menodainya dan dia tidak bisa berhenti begitu saja! Dia benar-benar ingin tahu.

Lihat selengkapnya