HUJAN DEWI BATARI

Call Me W
Chapter #27

UMPAN MENGGIURKAN

“Kang ...,” tenggorokan Raden Admaja tercekat. “Ya ... mungkin Kang Darsa memang benar. Kematian Kentuslah yang mendasari keinginanku untuk berperang. Bahkan aku sudah memikirkan bagaimana caranya agar bisa ikut dalam peperangan.”

“Jangan gegabah begitu, Raden! Meskipun Raden Ramayana memiliki pemikiran sendiri, tapi tidak bagi Mahapatih Wiratama maupun Raden Jayasena. Mereka akan tetap mengupayakan kematian Panjenengan dalam berbagai cara. Jika Raden mengajukan diri agar bisa terjun dalam peperangan, bagi Raden Jayasena sendiri, hal itu bagaikan ikan tersangkut kail tanpa umpan. Maafkan kelancangan-kelancangan saya, Raden ....”

“... Aku tahu kalau Sampean sangat mengkhawatirkan keselamatanku,” ucap Raden Admaja tulus. Sekali lagi merasa bersyukur karena didampingi oleh pengawal-pengawal yang begitu setia padanya. “Dan salah satu tujuan dikirimnya surat yang tadi itu ialah untuk menangani masalah ini, Kang.”

“Maskud, Raden?”

“Aku ingin mengirim Raja Anggabaya agar memimpin langsung peperangan di hutan Pancala. Isi surat itu sendiri cukup untuk memancing seekor buaya ke luar dari lubangnya. Raja Anggabaya akan menghadapi Mahapatih Wiratama. Sedangkan aku akan menawarkan diri pada Raja Anggaya untuk memimpin serangan ke istana Jayakarta dan berhadapan langsung dengan Paman Jayasena,” jawab Raden Admaja.

“Lalu, bagaimana dengan Raden Ramayana? Apakah itu tidak akan menimbulkan kecurigaannya? Karena bagaimana pun juga, perjanjian awal dalam persekutuan, Raja Anggabaya akan langsung berhadapan dengan Raden Jayasena. Yang itu artinya, baik Raja Anggabaya dan Raden Ramayana ada pada tempat yang sama. Yakni memimpin pasukan gabungan.

"Begitu juga dengan Mahapatih Wiratama. Beliau juga pasti merasa curiga karena mendapati Raja Anggabaya malah justru berhadapan dengannya di medan perang,” kata Darsa. Berusaha mencari berbagai celah kelemahan dalam rencana bendoronya agar tidak menimbulkan kesalahan fatal. Karena kalau tidak, perang akan berbalik menyerang mereka.

“Masalah Mahapatih Wiratama, sekalipun beliau merasa curiga atau bahkan langsung bisa menebaknya, peperangan di hutan Pancala tidak akan berhenti begitu saja. Hanya karena Raja Anggabaya menduduki posisi yang tidak sesuai dengan perjanjian awal persekutuan. Perang akan tetap terjadi tepat pada hari yang telah ditentukan. Karena sekutu Raja Anggabaya bukanlah beliau lai. Tapi, aku.

Lihat selengkapnya