Istri Aklo Jemal, Suma Gora adalah perempuan paling disegani di keluarga kami. Suma Gora orang yang sangat disiplin tapi sangat ramah kepada kami. Suma Gora memandangi saudara lelakiku yang menangis ketakutan. Aku melihat ke arah Hakbo dan Umak yang terlihat panik tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Suma Gora berjongkok di depan saudaraku.
"Apakah kamu mengambil mainan ini, Tahte?" Tahte mengangguk pelan.
"Kamu tahu mencuri itu tidak baik?" Kembali Tahte mengangguk.
"Kenapa kamu ambil? apakah tidak bisa meminta kepada Suma?" Tahte mengangkat kepalanya dan seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi saat wajahnya menoleh ke seseorang, dia kembali menundukkan kepalanya.
"Maaf Suma, Tahte mengaku salah ..." Tahte terus menangis. Suma Gora menoleh ke arah orangtuaku seraya berdiri.
"Bawa dia pulang. Hari ini kita tutup lebih awal." Sejak peristiwa itu, Tahte tidak diijinkan untuk mengikuti acara CALADABI. Biasanya dia dititipkan ke keluarga selama beberapa hari.
**
Aklo-ku, Ushan, tidak suka ikut dalam prasangka keturunan murni ataupun tidak murni. Aklo memilih untuk netral dan menganggap bahwa semua adalah saudara. Memang Aklo menyadari ada beberapa keturunan keluarga dari teman leluhur kami yang kaya dan sering bertindak seenaknya, tapi itu karakter orangnya, bukan dari keturunan mana dia. Aklo Amal sudah lama kesal dengan sikap keluarga Aklo Jemal yang terkenal sangat kaya, berpengaruh serta suka mengambil alih bisnis orang lain. Mereka juga suka mengatur seenaknya, akan bersikap baik apabila orang-orang menurut dengan keinginan mereka.