Umak sudah tidak sabar untuk melakukan acara CAMAMAK. Beliau ingin tahu apa yang terjadi di acara Linbu Tuana. Hanya keluarga Aklo Uhsan dan Aklo Amal -beserta keturunan langsung-, yang terkena kutuk pemutusan hubungan, karena dilakukan dan ditujukan kepada Akloku. Kakak dan adik Akloku yang lain masih bisa saling bertemu dan berkomunikasi.
"Ubuh-ubuh, Tuana seperti sedang terkena musibah 2 kali." Kata Ubuh-ubuh untuk menunjukkan sesuatu yang sangat memprihatinkan dan juga sangat disayangkan. Aku ikut acara CAMAMAK kali ini dengan Umak. Aku sudah seperti Umak, suka sekali informasi.
"Ada apa, Telia? sesuatu yang mengerikan?" Linbu Telia mengangguk.
"Ada kalimat yang terlontar oleh Sakri -si mulut banyak itu-, yang mengatakan, mungkin saja kematian anak Tuana, karena dia suka memberi barang kepada keluargamu secara diam-diam." Umak tampak sangat terkejut.
"Sakri bilang seperti itu?!" Semua mengangguk dengan wajah jengkel.
"Sakri bilang seperti itu di acara duka?!" Umak kembali bertanya dengan suara lebih keras.
"Tuana sering belanja di toko Sakri dan membayar pegawainya untuk mengirimkan barang ke rumahmu, makanya dia tahu hal itu." Linbu yang lain ikut bersuara.
"Tidak sampai disitu saja. Rupanya ucapakan Sakri terdengar keluarga lain yang ada di acara duka dan mereka mulai takut dengan nasib sial, yang bisa terjadi di desa ini."
"Ubuh-ubuh!!" Semua berseru secara bersamaan.
"Apa yang akan terjadi dengan Tuana?" Umak kembali bertanya dengan wajah cemas.
"Kata suamiku, kemungkinan terburuk dia akan diusir dari desa."