Hujan di Tanah Utara

Irvinia Margaretha Nauli
Chapter #11

11. Selidik-selidik etik.

Dahkli Sakri tampak serius menyambut orang-orang dari kota. Dirinya tampak sibuk membawa ke-20 orang dari kota, mengelilingi desa dan bertemu dengan beberapa orang. Aku tidak melihat Dahkli Sema di dekat orang-orang itu. Bahkan beliau menjauh saat tidak sengaja berpapasan dengan mereka, walaupun mereka menunjukan sikap hormat kepada beliau. Beberapa orang dipanggil dan dikunjungi, rumah kamipun dikunjungi. Aku dan saudara(i)ku, menguping dari kamar tidur, saat mereka datang dan memberikan beberapa pertanyaan kepada Hakbo.

"Orang-orang itu kurang pintar, rupanya." Umak ikut bergabung serta menguping bersama kami dan bicara dengan suara berbisik.

"Kenapa kurang pintar Umak?" Tahte berbisik.

"Mereka bukannya mencari fakta, tapi menanyakan perasaan...perasaan. Bagimana perasaan Bapak saat mendengar ada kebakaran di kebun...Pertanyaan kosong, tidak ada artinya." Jawab Umak.

"Mungkin mereka ada maksud tersembunyi Umak." Aku ikut berbisik.

"...atau mereka bukan orang-orang pintar. Lagipula, untuk apa banyak orang datang ke desa kita, pasti tujuannya hanya ingin menakut-nakuti penduduk di sini..." Sambung Umak lagi dengan nada suara sinis.

"Umak, apa sebelumnya ada orang kota yang datang kesini untuk penyelidikan?" Boani ikut berbisik.

"Ada...dulu waktu Umak masih muda. Hanya 3 orang yang datang dan kasusnya langsung selesai dalam waktu seminggu. Mereka sudah hampir 2 bulan disini, tapi belum menemukan apa-apa. Hanya membuat warga desa resah dengan tuduhan-tuduhan asal mereka...." Kami terdiam dan kembali mendengarkan pertanyaan-pertanyaan mereka.

"Umak, aku lapar..." Boani berbisik dengan wajah memelas.

"Di meja makan ada makanan, makan saja Boani." Jawab Umak terus berbisik.

"Tidak apa-apa Umak, kalau aku makan di luar? aku takut sama bapak-bapak itu.."

"Tidak apa-apa. Mereka hanya menanyai Hakbo karena bekerja di perkebunan."

"Lalu Umak, untuk apa kita kumpul disini dan berbisik-bisik?" Umak seketika tersadar akan sesuatu lalu beliau keluar dari kamar tidur.

**

Hari ini Aklo Uhsan mengumpulkan semua keluarganya di rumah Suma Ponit. Semua berkumpul, kecuali keluarga Aklo Amal.

"Keluargaku, terima kasih untuk waktunya dan mau berkumpul di tempat ini. Seperti yang kita ketahui, saat ini ada orang-orang dari kota yang sedang melakukan penyelidikan. Tugas kita adalah membantu mereka mendapatkan informasi, setuju?" Semua mengangguk mendengar pertanyaan Akloku.

Lihat selengkapnya