Hujan di Tanah Utara

Irvinia Margaretha Nauli
Chapter #22

22. Rencana B

Gloman kembali duduk di tempat yang sama, bersama Dila dan Lara. Lara kembali mengedarkan pandangannya ke tempat itu dan mulai berfikir kalau perkataan Gloman waktu itu, serius.

“Kamu benar-benar menyewa tempat ini? Untuk rapat kita?” Gloman tertawa.

“Kamu baru percaya?” Lara berdecak kagum.

“Kamu bekerja apa di kota? Uangmu sepertinya banyak sekali.”

“Apa karena menyewa tempat ini? Pemiliknya memberikan harga yang sangat murah, karena aku membantu beliau untuk membuat surat perjanjian sewa menyewa. Pemilik tempat ini sangat kaya, tapi tidak bisa baca tulis. Itulah salah satu kegunaan memiliki ilmu pengetahuan, bukan?” Jelas Gloman.

“Ya, aku sangat setuju.”

“Gloman, tapi apa sebenarnya pekerjaanmu? Tidak mungkin kamu memiliki informasi dan rencana sehebat ini, kalau pekerjaan dan pengetahuanmu tidak menunjang.” Dila ikut bertanya.

“Satu persatu, Dila. Terlebih penting adalah rencana kita dulu, setelah itu kalian pasti akan tahu apa pekerjaanku. Aku tidak mau, pekerjaanku menghalangi rencana kita.” Dila menggaruk kepalanya.

“Sampai seperti itu ya?”

“Kenapa kamu sampai menyewa tempat ini? Apakah ada yang akan menghalangi rencana kita?” Lara berkata dengan suara pelan.

“Kamu mau ambil resiko?” Gloman balik bertanya, yang dijawab dengan gelengan kepala.

“Rencana pertama kita sudah berjalan. Penduduk di desa-desa tetangga sudah mulai termakan dengan isu anak pertama Gasmana. Aku juga sudah mempersiapkan target kita, Rinpo. Salah seorang agenku sudah mengadakan pendekatan dengan dirinya. Agen aku ini, akan mengambil alih bisnis di kampung sebelah yang terhubung langsung dengan bisnis di desa-desa yang lain.”

“Bisnis apa?” Tanya Dila.

“Jual beli hasil panen. Pelan-pelan kita akan mengalihkan distribusi jual beli dari penduduk-penduduk setiap desa.”

“Ide yang sangat bagus! Apakah setiap kepala kampung tidak akan menghalangi aktifitas ini?”

“Itu sebabnya kita akan alihkan ke isu yang lebih besar, anak pertama Gasmana. Agen aku tidak akan melakukan aktifitas yang terlalu mencolok, terkait jual beli hasil panen, paling hanya mengambil sedikit dari orang-orang penting di desa. Orang-orang yang mengetahui keberadaan agenku, akan merasa kalau usaha jual beli itu, hanya untuk menutupi bisnis lain yang lebih besar…”

Lihat selengkapnya