Hujan dibalik Mentari

Chyruszair
Chapter #3

Bagian 3

Hei.

Dia berjalan di dalam kegelapan. Punggung dinginnya menampakkan sayap hitam tak kasat mata. Ia semakin berjalan ke kegelapan. Tidak menoleh ke belakang dan tidak menopang benda-benda disekitarnya. Dia tidak peduli dengan benda apa itu.

Ruangan yang besar yang mungkin tidak ada batasannya. Ia menatap dingin kegelapan itu. Wajahnya yang tanpa senyuman itu menjadi daya tarik sang wanita. Sirat mata dingin yang tidak butuh akan cinta, sirat mata yang terkadang bisa berubah menjadi semangat. Dia sosok misterius. Tidak ada manusia yang bisa memahaminya, bahkan orang tuanya.

Sesuatu yang terang berada di atas. Sayap hitam yang berada di punggungnya mulai jelas terlihat. Ia menoleh ke atas tanpa ekspresi.

Langit dengan awan yang mendung.

Ya. Langit yang melambangkan semua harapannya tergapai. Salah satu sudut bibirnya terangkat. Ia puas akan pencapaiannya.

"Namun, apa itu awan mendung?" Senyum miringnya memudar. Ia membelalakkan matanya tidak percaya. Dia tidak pernah mencintai seseorang. Apakah ia masih waras?

Lihat selengkapnya