“Aku minta maaf soal ayahku tadi.” Dias tertunduk dan melihat satenya sambil memainkan sebuah tusuk yang sudah termakan dagingnya. Intan yang terlihat menikmati makannya langsung menghentikan kunyahannya dan menatap Dias.
“Maksudnya?” tanya Intan setelah menelan sepotong daging.
“Aku tadi sedang memfotokopi sebuah berkas dan melihat kamu sedang bercakap-cakap dengan ayahku. Dengan segera aku membereskan berkas yang aku fotokopi dan masuk ke ruang ayahku. Aku takut kamu dikeluarkan karena aku.” Dias semakin menundukan kepalanya dan menghela napas. Intan tersenyum dan mengelus salah satu lengan tangan Dias. Dia mengangkat kepalanya dan melihat senyuman Intan.
“Ayahmu mengucapkan terima kasih padaku. Karena menurutnya kamu berubah dengan cepat.” Intan kembali mengingat kejadian tadi.
“Ikut dengan saya.” Intan dengan ketakutan mengikuti CEOnya. Suasana tegang terlihat dan meliputi keduanya. Intan ketakutan menghadapi apa yang terjadi.
“Saya berterima kasih padamu.” Perkataan CEO membuat Intan mendongakkan kepalanya dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya tadi.
“Maaf?” Intan kembali menundukkan kepalanya.
Tiba-tiba, Intan tertawa dan membuat Dias bingung.
“Ada apa?” tanya Dias penasaran.
“Ayahmu bahkan mengira kita pacaran.” Tawa Intan masih berlanjut dan mendampingi malam bersama Dias yang masih terkejut diakhirnya. Dia tidak percaya ayahnya mengira dia pacaran dengan Intan.
“Ayahku?” tanya Dias tidak percaya.
“Hei! Kamu tidak marah kan Tuan Muda?” Sebuah tangan melambai di depan wajah Dias dan menyadarkan Dias dari diamnya.
“Tidak! Aku hanya terkejut. Ayahku sangat marah bila aku dekat dengan wanita. Bahkan ini pertama kalinya dia berterima kasih pada wanita yang dekat denganku.” Intan yang mendengar itu langsung menghentikan kuyahannya dan menatap Dias tidak percaya.
--
“Terima kasih sudah mengantarku, Tuan Muda.” Intan membuka pintu mobil itu dan tersenyum.
“Aku yang berterima kasih harusnya. Kamu mengajarkan banyak hal padaku. Ya sudah aku pamit.” Dias melajukan mobilnya setelah mengucapkan itu. Intan membalikkan badannya setelah melihat mobil itu pergi agak jauh dan membalik badanya.
“HHHHAAAAA!!!” Seorang gadis berdiri dibelakangnya mengagetkan Intan. Seketika Intan terjatuh dan mengelus dadanya. Kemudian Intan menatap sinis gadis itu dan mengejarnya masuk ke dalam rumah.
“INDAHHHHH!!!”
--
Dias memasuki pekarangan rumah dengan mobilnya. Ayahnya yang melihat dia dari lantai atas tersenyum. Dias tidak peduli lagi, dia hanya melihat sebentar dan masuk rumah tanpa membalas senyuman ayahnya. Tuan Pramuda yang melihat itu langsung menghela napasnya kembali.