“Terima kasih sudah mengantarku.” Intan semakin menundukkan kepalanya. Dias menghela napas.
“Sudahlah tidak perlu dipikirkan apa yang aku katakan tadi. Anggaplah hanya omong kosong saja. Ya, sudah aku pamit, ya.” Dias menyalakan mobilnya dan menatap Intan sekali lagi sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu.
“Aku juga menyukaimu, Tuan Muda,” lirih Intan saat melihat mobil itu sudah melaju jauh di hadapannya. Dengan langkah gontai, Intan masuk ke rumahnya.
--
“Baiklah, terima kasih kepada semua tim sudah berkumpul di sini. Pagi ini kita mulai dengan perkembangan produk terbaru. Tim manajemen, kami persilakan terlebih dahulu untuk menyampaikan laporannya.” Suara Intan terdengar tegas dan lembut dalam mengawali rapat.
“Ini hasil perkembangan laporan kami. Mengingat esok produk sudah harus diluncurkan, kami menyusun jadwal kepada para pengiklan dan stasiun TV. Untuk keuangan, tim manajemen sudah menyusun dan membagi jatah keuangan pada setiap bidang untuk promosi produk ini,” jelas Manajer Manajemen, Pak Irwanto. CEO terdiam dan berpikir cepat.
“Maaf, Pak Irwanto. Sudah berapa pengiklan dan stasiun TV yang menghubungi kita untuk konfirmasi siap mempromosikan produk ini?” tanya Tuan Pramuda. Kemudian, suasana kembali tenang dan tidak ada yang mau menjawab hingga
“Izinkan saya untuk berbicara. Pengiklan dan stasiun TV yang kami dapatkan sekitar 120 yang sudah konfirmasi akan siap mempromosikan produk ini. Ini data lengkapnya.” Dias mulai angkat bicara dan memberikan 5 rim data kertas yang berisi pernyataan dari 120 konfirmasi. CEO tersenyum sambil membacanya, akan tetapi Dias tidak melihat hal tersebut. Setelah memberikan data tersebut Dias mulai menjelaskan secara perlahan.
“Dari 120 konfirmasi, ada sekitar 113 konfirmasi yang saya perkirakan memiliki peluang bagus untuk memperluas jangkauan promosi produk ini,” tutup Dias dan kembali duduk dibangkunya. Intan tersenyum pada Dias dan kembali melanjutkannya.
“Baiklah, dari tim manajemen ada lagi yang ingin disampaikan?” Semua orang tampak terdiam dan menundukkan kepalanya. Kemudian, Intan mengucapkan terima kasih kepada tim yang sudah memberikan laporannya.
Rapat terus berlanjut dan diakhiri karena sudah waktunya jam makan siang. CEO tampak puas dengan hasil yang diberikan pada rapat ini. Terutama, karena anaknya sudah mulai bisa diandalkan kembali.
--
“Intan, apa yang kamu katakan jika ada seseorang yang kamu suka kemudian melamarmu?” Pertanyaan yang agak ceroboh keluar dari mulut Dias yang sedari tadi hanya diam dan menundukkan kepalanya. Bahkan tidak ada niatan untuk menyentuh makanannya sedikitpun. Intan yang sedari tadi menikmati makanannya, seketika berhenti dan menatap Dias.
“Tuan Muda ngomong apa tadi?” tanya Intan. Dias hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan makan dengan tidak selera. Mengabaikan tatapan polos dari Intan yang terlihat bingung.
--