Hujan Paling Jujur Di Matamu

Hadis Mevlana
Chapter #8

Kabar Duka Dua Wanita - NEW

Sepeninggal Arya, Yudis langsung menutup galerinya lalu menuju mobilnya untuk segera menuju rumah sakit tempat Dewanti terbaring kesakitan. Namun, baru saja dia membuka pintu mobil, handphone-nya berdering. Sekilas, Yudis melihat ke layar handphone.K alau saja yang menelepon bukan dari tantenya di Bandung, tentu Yudis tidak akan menggubrisnya. Dia pun segera menerima telepon itu.

“Assalamualaikum. Maaf Tante, nanti Yudis telepon balik ya! Yudis sedang sibuk!”

“Yud-Yudis .... Sebentar Yudis."

"Tapi, Tan ..."

"Semeniiit saja."

Yudis menghela napas. Sedikit kesal karena telepon dari tantenya. Sementara, dia sedang terburu-buru untuk ingin menemui Dewanti di rumah sakit. Dengan berat hati, Yudis membiarkan tantenya itu berbicara. Terdengar suara bergetar dengan nada kecemasan.

"Kau harus segera pulang, Yudis. Jantung ibumu kumat lagi dan sekarang sedang berada di ruang ICU. Cepatlah!” jawab Tantenya di ujung sana.

Mendadak rasa kesal yang Yudis rasakan kepada tantenya tadi pun berubah. Raut kecemasan muncul dari wajah Yudis. Entah kabar dari tantenya itu harus disikapi dengan cara bagaimana. Senang ataukah bahagia? Pastinya, Yudis merasa beruntung mendapat telepon dari sang tante. Meski kabar yang didengarnya adalah kabar tidak menyenangkan. Setidaknya, dia bisa mengetahui lebih awal tentang kondisi sang ibu dan tentu bisa menemuinya segera.

“Apa! Ibu masuk rumah sakit lagi!” seru Yudis. Bu Farida memang sudah beberapa kali masuk rumah sakit semenjak divonis dokter memiliki riwayat penyakit jantung. Tentu saja Yudis sangat cemas.

Lihat selengkapnya