Hujan Paling Jujur Di Matamu

Hadis Mevlana
Chapter #18

Senyum yang Meluluhkan

Hari beranjak senja. Langit Bandung sedikit mendung. Akhir-akhir ini, setiap sore hari Bandung memang selalu diguyur hujan. Namun, bagi sepasang pengantin baru seperti Yudis dan Ratri, hujan adalah sesuatu yang paling dinanti. Setiap rintiknya adalah kerinduan yang harus segera tersampaikan. Hujan adalah selimut kehangatan.

Seperti sore itu, Yudis dan Ratri duduk berdua di teras rumah. Menangkapi setiap rintik hujan dengan tatapan. Angin yang berembus menerpa wajahnya malah semakin membuat suasana menjadi hangat ketika tangan mereka mulai saling menggenggam erat.

“Aa ...,” lirih Ratri.

“Hmm ....”

“Jadi besok ke Jakarta?”

“Iya, Neng. Ada sesuatu yang harus Aa urus di sana,” jawab Yudis.

“Jangan lama-lama ya. Neng nggak mau sendirian,” ucap Ratri manja.

“Lah, kan ada ibu, Neng!”

“Tapi kan kalau malam tetap saja Neng sendirian. Neng takut, Aa …,” jawab Ratri manja.

Yudis tersenyum. “Iya deh. Doain saja biar urusannya cepat selesai. Biar Aa bisa segera pulang.”

“Emang nggak bisa melalui telepon saja, Aa?” tanya Ratri.

“Nggak bisa dong, Neng. Orang itu pengen lihat dulu galeri Aa. Semoga aja langsung cocok. Dan, ada beberapa barang yang harus Aa bawa pulang,” jawab Yudis.

Lihat selengkapnya