Hujan Paling Jujur Di Matamu

Hadis Mevlana
Chapter #34

Penyesalan Yudisthira

Sebenarnya ingin sekali Dewanti memeluk Yudis, atau menamparnya, atau mencakarnya, atau apapun yang bisa meluapkan rasa rindu, cinta dan sakit hatinya kepada Yudis. Tapi tentu saja semua itu tak mungkin di depan banyak orang.

“Ada di dalam,” singkat Yudis seraya mengangkat wajah, menatap mata coklat Dewanti yang malam itu lebih indah dari purnama dalam pandangannya.

Dewanti yang memang mempunyai intuisi tinggi segera dapat menangkap kegelisahan hati Yudis melalui tatapan itu. “Hmm ... sepertinya Yudis tak bahagia,” ucapnya dalam hati.

Sementara Bagas sejak tadi hanya menatap secara bergantian wajah Yudis dan Dewanti seperti seorang wasit badminton. Dia tidak tahu apa yang telah terjadi sebenarnya pada Yudis dan Dewanti. Sangkaannya, Yudis dan Dewanti hanyalah teman yang lama tak bertemu

“Loh … kok malah pada ngobrol di luar sih, masuk dong!” seru Bu Han.

“Eh iya, masuk masuk!” Pak Han menggandeng Pak Jovan.

Mereka pun masuk dari pintu samping agar tidak mengganggu tamu undangan yang sedang duduk di ruang tengah. Rumah itu memang memiliki ruangan-ruangan yang luas.

***

Bagas dan Dewanti duduk berdampingan. Hati Yudis terbakar. Biar bagaimana pun masih ada cinta di hatinya. Begitupun dengan Rara dan Rio, mereka selalu nampak mesra. Sementara Bu Nining segera menuju dapur membantu Bu Han Dan Bu Haidar menyiapkan hidangan. Yudis duduk sendiri, hatinya semakin teriris oleh apa yang sedang dialaminya kini.

“Ajak keluar dong istrimu, Yudis. Aku pengen kenal,” kata Dewanti.

“Iya, Kang. Ajak Teh Ratri kemari. Kita ngobrol untuk memberi pencerahan kepada calon pengantin ini,” sahut Rio menatap Dewanti.

Bagas tersenyum mendengar kata-kata Rio. “Ah, nggak perlu pencerahan, toh nanti juga bisa sendiri.”

“Biar Rara aja yang ajak Teh Ratri kalau Kang Yudis nggak mau mah,” timpal Rara seraya berdiri. Tanpa menunggu jawaban ia pun segera menuju kamar.

Tak lama ia telah keluar bersama Ratri yang nampak lemah. Rupanya perutnya kian terasa sakit. Rara menggandeng Ratri yang jalan tertunduk menahan sakit hati dan pada perutnya. Rara pun mendudukkan Ratri di samping Yudis yang menatapnya sinis.

“Kayaknya Teh Ratri sakit, Kang. Sebaiknya diperiksa,” kata Rara kepada Yudis.

Lihat selengkapnya