Hujan Paling Jujur Di Matamu

Hadis Mevlana
Chapter #38

Pasrah

Sinar mentari menyelinap melalui celah gorden. Tante Diana segera menyingsingkan gorden membiarkan cahaya matahari pagi leluasa masuk ke dalam kamar. Yudis segera menyeka wajah ibunya dengan handuk kecil yang sebelumnya dicelupkan ke dalam air hangat. Sementara Tante Diana dan Pak Syam keluar untuk menengok Ratri. Bu Haidar terus merengek ingin bertemu dengan Ratri.

“Nanti, Bu, kalau sudah diperiksa dokter.” Yudis tak bisa begitu menuruti keinginan ibunya tanpa izin Dokter.

“Kasihan Ratri, Yudis. Dia pasti sangat tersiksa dengan semua ini. Ibu ingin meminta maaf padanya. Ini semua gara-gara ibu yang terlalu memaksakan kehendak ibu.” Keinginannya untuk bertemu dengan Ratri seolah memberi kekuatan tersendiri baginya. Bu Haidar bangkit dan duduk meskipun harus menyender.

Yudis terdiam. Ia merasakan hal sama dengan apa yang dirasakan oleh ibunya. Bahkan Yudis lebih lagi. Ia benar-benar merasa menjadi suami paling jahat karena telah menyakiti orang yang sudah jelas terzalimi dan itu istrinya sendiri. Seharusnya ia percaya dan menolong Ratri ketika menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi Yudis malah menghukum Ratri dengan kata dan perlakuan kasarnya.

Dokter Ariny bersama dua orang perawat datang dan segera memeriksa kondisi Bu Haidar. Nampak teliti sekali Dokter Ariny memeriksa Bu Haidar. Sementara Yudis hanya terdiam menanti apa yang akan dikatakan Dokter Ariny setelah memeriksa ibunya.

“Kondisinya lebih baik daripada semalam,” ucap Dokter Ariny kepada Bu Haidar tak lupa tersenyum kemudian menarik napas dalam.

Bu Haidar mengangguk. “Dokter, boleh nggak ibu keluar sebentar?” tanya Bu Haidar.

“Mau ke mana, Bu?”

“Ibu ingin lihat kondisi Ratri, Dokter. Tolong, sebentaaarrr saja.” Bu Haidar memohon.

“O kirain mau ke mana. Tapi yakin kondisi Ibu bisa lebih baik setelah ketemu sama Ratri?” tanya Dokter Ariny.

“Setidaknya Ibu tenang jika sudah melihat bagaimana kondisi Ratri.”

“Baiklah!” jawab Dokter Ariny. “Suster!” seru Dokter Ariny.

“Ya Dok.”

“Tolong ambilkan kursi roda untuk Bu Haidar.”

Lihat selengkapnya