Rein berlarian di dalam rumah dengan bajunya yang sudah terkoyak. Dengan tubuh gemetar ia bersembunyi di balik meja dapur. Suara berat langkah kaki Hary pelan-pelan menyusuri bekas langkah kaki Rein. Perempuan muda itu menahan nafasnya telapak tangannya yang gemetar menekan mulutnya agar tak kelepasan bersuara. "Keluar laah Rein… aku tidak suka bermain petak umpet begini. Ayo ! Keluarlah istriku yang cantik !" Suara Hary menggelegar di ruang makan itu. Dengan satu gerakan Hary menggeser semua benda di atas meja dengan kasar. Terdengar benda-benda terpelanting dan pecah.
"Ayo lekas keluar betina jalan*!" Bentak Hary lagi. Air mata ketakutan Rein berlomba keluar dari kelopak matanya. Rein benar-benar ingin mati saja jika sifat kasar Hary kembali muncul. Rein bergerak perlahan menggeser posisinya seiring langkah kaki Hary semakin mendekat. Ia memekik kencang saat jemari kokoh Hary menjambak rambutnya dan memaksanya untuk berdiri. Tangis Rein semakin jadi rasa nyeri luar biasa di kulit kepalanya semakin menambah deritanya.
"Ikut aku ! Kau suka danau di belakang sana bukan? Kau harus pergi bersamaku di dasar danau yang gelap itu Rein!" Hary menarik Rein dengan rambutnya, menghentaknya dengan kasar. Tak ada pilihan lain bagi Rein selain mengikuti langkah Hary dengan tertatih-tatih. Percuma ia melawan, pukulan tangannya ke lengan kokoh Hary bahkan cakarannya sama sekali tidak berpengaruh kepada Hary. Laki-laki itu berubah menjadi monster. Rein tertatih dan terseok mengikuti langkah panjang Hary sulit rasanya melepaskan diri darinya. Danau itu tinggal berapa meter lagi Rein semakin kuat berontak ia tak ingin tenggelam disana perempuan itu masih ingin hidup. Cengkeraman Hary semakin kuat air danau pun sudah menyentuh kakinya. Rein meronta meski tahu ia kalah tenaga ia menangis memohon atau apa saja yang akan membuat Hary luluh. Air danau yang hitam pekat itu sudah sampai sedada Rein namun ia mulai kesulitan untuk bernafas.
"Rein… Rein buka matamu… Rein…" suara lembut terdengar di telinga Rein juga tepukan-tepukan kecil di pipinya. Satu tarikan nafas panjang terdengar seiring mata Rein membuka. Peluh membanjiri dahinya dan nafasnya memburu. Di hadapannya Hary menatapnya dengan cemas. Mereka berdua masih dalam satu selimut Rein hanya mengenakan lingerie hitam sementara Hary bertelanjang dada.
Rein kesulitan menelan ludahnya ia merasa tenggorokannya sangat kering. Ia bermimpi buruk lagi tentang Hary yang berubah jadi monster dan ingin menenggelamkannya di danau. Apa itu hantu danau yang menyerupai Hary? Pikir Rein. Hary memeluk sesaat Rein dan mengusap peluh di dahinya. Ia bangkit dari tempat tidur dan mengambil air minum dari kulkas mini mereka di pojok kamar. Ia memberikan itu kepada Rein yang masih terlihat seperti orang yang habis berlari berkilo-kilo meter. Rein meneguknya sampai habis.
"Terima kasih." Ucap Rein pelan, mimpi buruk itu terasa menguras tenaganya. Hary mengambil gelas dari tangan Rein dan meletakkannya di meja. Ia mendekati Rein dengan sikap penuh perhatian. Telapak tangan Hary terasa lembut mengusap-usap pipi Rein lalu kecupan lembut mendarat di dahi Rein.