Hujung Tanah

Nikodemus Yudho Sulistyo
Chapter #42

Sumbu Lela Naga yang Menyala

Para pemimpin dedaup mulai gugup, rakyat di dalam dedup mulai kalang kabut, dan para pendayung menjadi gagap. Mereka bingung dengan apa yang terjadi. Para perempuan dan prajurit memaksa para pendayung untuk berhenti, padahal semua itu dilakukan berlawanan dengan keinginan mereka sendiri.

“Ini sungguh bukan kemauanku, Mak,” ujar seorang pendayung tersengal-sengal kepada seorang perempuan paruh baya yang memukuli bahunya, memaksanya untuk berhenti.

“Hah, katakan saja engkau begitu bernafsu dengan perawan-perawan tak berbaju itu, bukan?” cerocos sang perempuan.

“Iya, aku memang bernafsu, itu wajar lah, Mak. Tapi, setelah Baginda Raja mengatakan bahwa perempuan-perempuan itu bukan manusia, mana mungkin aku masih berhasrat. Tanganku sekaku ini. Emak bisa tanyakan dengan yang lain. Mereka semua memang tak bisa menahan tangan mereka sendiri. Perempuan-perempuan jadi-jadian laknat itu yang membikinnya menjadi semacam ini.”

Percakapan ini terjadi di dedaup Dama’ Bulan sang Aji Melayu.

“Ia benar, Mak,” ujar Dama’ Bulan sebelum sang perempuan paruh baya itu hendak memukul kembali bahu sang pemuda.

Sang emak langsung mengatupkan kedua telapak tangannya di atas kepala, menunduk sedalam-dalamnya.

Dama’ Bulan melongok ke dalam dedaup, melihat ke arah lela naga yang dionggokkan di buritan bersama barang-barang lain.

Ia melhat ke arah beberapa prajurit, kemudian memerintahkan mereka untuk segera mengambil lela naga tersebut.

“Kita akan lakukan apa yang sudah kita lakukan sebelumnya dalam melawan bangsa mahluk halus yang mengganggu perjalanan ini,” ujar sang raja.

Lela naga di tempatkan di moncong dedaup. Satu prajurit menjaga meriam itu, satunya lagi mengisikan bubuk peledak tanpa peluru ke dalam rongga lela naga.

Tindakan ini langsung terlihat oleh dedaup lainnya, yang tidak perlu perintah sama sekali langsung ikut melakanakannya. Masih-masing dedap telah menempatkan lela naga di pelataran. Moncong menganga naga membuka sedangkan tubuhnya telah terisi oleh bubuk api tanpa peluru besi.

Lihat selengkapnya