Hati Singa Pati Bardat membuncah dengan rasa sedih dan prihatin. Rumah-rumah yang orang-orang itu tinggali jauh lebih buruk keadaanya dibandingkan dengan bangunan paling sederhana yang pernah dibuat rombongannya dari Songkhra. Lebih menyedihkan lagi adalah kenyataan bahwa para penghuni kampung itu semuanya telah berusia lanjut. Ada memang beberapa anak kecil yang ikut dengan mereka, yang sepertinya merupakan cucu-cucu dibanding anak mereka sendiri.
Setelah bertahun-tahun hidup di pulau ini, sekali bertemu dengan orang yang sungguh-sungguh merupakan warga asli pulau ini, dengan kerinduan bercakap-cakap dan saling berhubungan dalam berbagai kegiatan, malah mereka bertemu dengan orang-orang tua yang lemah dan dalam keadaan yang menyedihkan, dengan anak-anak kecil pula.
Keseluruhan dari mereka sepertinya sudah tidak layak untuk mencari nafkah dan bekerja, apalagi berburu dan mempertahankan kampung mereka dari serangan musuh.
Keadaan orang-orang lanjut usia dan anak-anak kecil yang membuat semuanya terasa ganjil ini, tidak memungkinkan bagi dirinya dan para hulubalang untuk membawa mereka serta ke pemukiman mereka, tempat Danum sekarang berada, tidak peduli seberapa ingin Singa Pati Bardat menolong mereka.
Perjalanan panjang, termasuk juga dengan jumlah besar, termasuk anak-anak, memungkinkan tantangan yang luar biasa pula. Bagaimanapun, Singa Pati Bardat sudah mengalami semua hal tentang perjalanan di masa hidupnya di pulau ini.
Di satu sisi, ia sungguh tak ingin membuat Danum dan rombongan Songkhra lain menjadi cemas. Sedangkan di sisi lain, meninggalkan warga yang sudah berusia lanjut dan anak-anak yang terlalu kecil adalah sebuah keputusan yang juga tidak baik. Rasa tak tega kini sudah terlanjur bersemayam di dadanya. Sudah terlalu lama ia merindukan melihat sosok-sosok berbeda dari rombongannya. Orang-orang ini, seperti apa yang pernah disampaikan oleh Dama’ Bulan, adalah lambang dari tujuan mereka sedari awal, yaitu menemukan Tanjung Nagara. Bertemu dengan masyarakat asli seperti mereguk air yang meredakan dahaganya. Mana mungkin ia melepaskannya begitu saja.
Selain itu, keinginan untuk membantu orang-orang ini begitu besar. Ia dan para hulubalang dapat membantu warga membangun tempat tinggal yang lebih layak, menanam tanaman dan membuat ladang, berburu, bahkan sedikit banyak membantu menjaga wilayah dan kemananan. Bukan tidak mungkin, warga ini sedang berlindung dari musuh yang mana tercermin dari cara mereka menanggapi pertemuan dengan dirinya dan para hulubalangnya.
Keputusan bulat tercapai beberapa hari kemudian. Ia dan para hulubalang akan tinggal bersama warga, membantu membangun tempat tinggal ini seperti biasanya kami melakukannya selama ini.
Maka, waktu memang sungguh adalah perihal rahasia alam yang tak mungkin manusia bisa pecahkan, apalagi lawan.